Selain itu pada tahun 1947-1964, Kedaton Ambarrukmo jug digunakan sebagai kantor administrasi Kepala Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman.
Selama rentang tahun tersebut tercatat lima Bupati Sleman pernah berkantor di Kedaton Ambarrukmo.
Hingga akhirnya pada masa Sultan Hamengkubuwono IX, tanah di kompleks Kedaton Ambarrukmo sebagian digunakan untuk mendirikan hotel.
Kemudian pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono X tepatnya pada 2004, dilakukan restorasi Pesanggrahan Ambarrukmo, restorasi hotel, dan pendirian Plaza Ambarrukmo.
Pesanggrahan Ambarrukmo saat ini masih mempertahankan bagian-bagian dari bangunan lama seperti dalem, gandok, bale kambang, pancaosan, doorloop, dan alun-alun.
Dimulai dari bagian pendapa, sebelah utara terdapat dalem dengan bentuk bangunan limasan bergaya trajumas.
Di antara pendopo dan dalem terdapat paretan yaitu doorloop tempat pemberhentian kereta yang dinaiki raja ketika bepergian.
Sementara pada bagin dalem terdiri dari 4 kamar dengan 2 kamar di sisi barat dan 2 kamar di sisi timur.
Kemudian di sisi pendopo terdapat terdapat Bale Kambang berupa Tajug dua lantai yang dibangun di tengah kolam sebagai tempat semedi dan rekreasi.
Selain itu terdapat gandok atau paviliun memanjang dari utara ke selatan, terdiri dari gandok timur sebagai Kasatriyan tempat kediaman para pangeran dan gandok timur sebagai Keputren tempat kediaman para putri raja.
Bangunan asli gandok Kasatriyan kini sudah tidak ada dan digantikan dengan Hotel Royal Ambarrukmo.
Antara bangunan dalem dan gandok akan dihubungkan dengan doorloop dengan atap bertiang kayu seperti teras terbuka.
Di antara teras terbuka terdapat kamar mandi khusus sultan dengan kamar ganti yang mewah dengan gaya eropa.
Pesanggrahan Ambarrukmo memiliki dua pintu masuk dan keluar pada bagian barat dan timur di mana terdapat bangunan pancaosan berbentuk limas pacul gowang.
Sama seperti gandok Kasatriyan, pancaosan sebelah timur juga sudah tidak ada dan menjadi bagian dari Hotel Royal Ambarrukmo.
Saat ini, bangunan Pesanggrahan Ambarrukmo masih terlihat otentik meskipun sudah dilakukan renovasi pada beberapa bagian bangunan.
Sumber:
historia.jogjaprov.go.id
depokkec.slemankab.go.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id