Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bubur Sumsum, Ucapan Terima Kasih dalam Tradisi Jawa

Kompas.com - 17/11/2022, 22:31 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Bubur sumsum adalah makanan tradisional di Jawa. 

Bubur sumsum mudah ditemukan sebagai jajanan pasar. Biasanya, bubur sumsum disajikan setelah makan pagi, siang, dan malam.

Bubur sumsum dikenal sebagai makanan tradisional yang terbuat dari tepung beras dan dinikmati dengan saus gula merah atau gula Jawa.

Rasa bubur sumsum gurih bercampur manis dari saus gula. 

Bubur sumsum dalam tradisi Jawa sebagai ungkapan terima kasih.

Bubur Sumsum

Bubur Sumsum Sebagai Ucapan Terima Kasih

Nama bubur Sumsum diberikan karena bubur ini berwarna putih mirip sumsum. Bubur sumsum juga dikenal dengan sebutan jenang sumsum

Bagi masyarakat Jawa, bubur ini dipercaya berfungsi memulihkan sel setelah kelelahan melakukan suatu hajatan, seperti pernikahan, sunatan, membangun rumah, dan lainnya.

Bubur sumsum memiliki rasa gurih manis yang lembut dan dapat memperbaiki fungsi pencernaan dan memulihkan stamina.

Baca juga: Resep Bubur Sumsum Hijau dan Lembut, Menu Sarapan Ala Kaki Lima

Dengan memakan bubur sumsum, orang yang terlibat dalam hajatan tenaganya akan kembali pulih dan rasa capeknya hilang.

Setelah pelaksanaan hajatan, orang yang mempunyai hajat akan membuat bubur sumsum sebagai ungkapan syukur atas kelancaran acara.

Bubur sumsum akan dibagikan kepada saudara dan tetangga sebagai bentuk ucapan terima kasih karena telah membantu pelaksanaan acara.

Biasanya, pembagian dilakukan pada saat pembubaran panitia atau yang dikenal dengan sumsuman

Filosofi Bubur Sumsum

Bubur sumsum melambangkan kesetaraan.

Bubur sumsum yang disiapkan sebagai bentuk rasa syukur usai menggelar hajatan dapat dinikmati semua orang yang ikut berbahagia tanpa kecuali.

Semua golongan masyarakat, baik atas maupun bawah, dapat menikmati cita rasa bubur sumsum yang lezat.

Bubur sumsum juga mengajarkan kebahagiaan dan rasa syukur dapat diperoleh dari hal-hal yang sederhana.

Baca juga: Cara Bikin Bubur Sumsum Gula Merah agar Tidak Gumpal

Makanan tradisional ini juga mengajarkan untuk menjaga alam.

Dalam sajian tradisional, bubur sumsum disajian dengan daun pisang, baik sebagai alas atau sendok.

Di pedesaan, cara ini masih digunakan untuk menyajikan bubur sehingga dapat mengurangi sampah plastik.

Sumber:

warisanbudaya.kemdikbud.go.id

kids.grid.id

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Yogyakarta
Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta
Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Yogyakarta
Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Yogyakarta
Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Yogyakarta
Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Yogyakarta
Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Yogyakarta
Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com