Dibandingkan pasien harus menunggu persetujuan via telpon dengan rumah sakit tujuan.
"Ditambah juga pada saat itu kondisi pasien masih berada di dalam mobil. sehingga jika ada pemindahan posisi dikhawatirkan akan menimbulkan risiko pada lengan yang cedera. Oleh karena itu petugas menyarankan untuk langsung membawa pasien ke UGD Rumah Sakit terdekat," ucapnya.
Kustini mengungkapkan sebenarnya ada miskomunikasi terkait dengan penggunaan ambulans. Namun, peristiwa tersebut tetap menjadi evaluasi ke depannya.
"Tapi ini tentu akan jadi evaluasi ke depan. Karena bagaimana pun itu kondisi darurat, sehingga harusnya mendapatkan pelayanan yang tidak perlu prosedural," tegasnya.
Kustini telah meminta kepala Puskesmas Berbah untuk melakukan evaluasi terhadap pelayanan kondisi kegawatdaruratan. Utamanya dengan pengkajian ulang SOP tentang kegawatdaruratan dan menganalisa sistem perujukan.
"Sudah kami minta untuk segera diperbaiki. Tidak hanya di Puskesmas Berbah ya, tapi seluruh kepala puskesmas kita minta untuk berlajar dari kejadian ini. Saya juga meminta maaf. Dan (dari kejadian ini) semoga pelayanan ke depan di seluruh puskesmas lebih baik lagi kedepannya," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.