Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpanjang dalam Sejarah Gunung Merapi, 2 Tahun Berstatus Siaga

Kompas.com - 04/11/2022, 21:35 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sejak 5 November 2020, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menetapkan aktivitas Gunung Merapi dalam status Siaga.

Pada 5 November 2022 besok, genap dua tahun Gunung Merapi ditetapkan dalam status Siaga.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan status Siaga ini menjadi yang terpanjang dalam sejarah Gunung Merapi.

Baca juga: Sepekan, Teramati Gunung Merapi Mengeluarkan 14 kali Guguran Lava

"Saat ini sudah dua tahun Siaga Merapi, dan ini memang dalam sejarah Merapi ini menjadi status Siaga terpanjang. Siaga terpanjang," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso dalam Siaran Informasi Aktivitas Gunung Merapi, Jumat (4/11/2022).

Agus menyampaikan dari sisi aktivitas erupsinya saat ini bukanlah yang terpanjang. Gunung Merapi pernah mengalami fase erupsi hampir lima tahun.

"Sebelumnya sudah pernah terjadi, erupsi 92 itu bertahun-tahun sampai 97, 98. Jadi hampir lima tahun," tegasnya.

Menurut Agus Budi ada kriteria untuk menetapkan status aktivitas suatu gunung api menjadi Siaga. Sampai saat ini aktivitas Gunung Merapi sesuai dengan kriteria status Siaga tersebut.

"Jadi status Siaga itu ketika sebuah Gunung Api aktivitasnya itu berpotensi untuk mengancam penduduk di pemukiman. Ada potensi itu tetapi belum nyata," tegasnya.

Potensi ancaman tersebut, lanjut Agus Budi untuk saat ini adalah kubah lava. Volume kubah lava yang bertengger di barat daya dengan sebesar 1,7 juta m3 - 1,8 juta m3. Sedangkan volume kubah lava yang ditengah 2,8 juta m3.

"Nah itu dua kubah itu kalau longsor secara masif. Kemudian ada ekstrusi yang besar. Maka itu bisa mengancam ke pemukiman. Ada potensi arah situ, sehingga status Siaga masih kita pertahankan," urainya.

Selain itu, berdasarkan data pemantauan masih ada suplai magma dari dalam. Hal itu ditunjukan dengan data masih tingginya kegempaan di Gunung Merapi.

Baca juga: Gunung Merapi 5 Kali Keluarkan Guguran Lava Selama Sepekan

"Kegempaan masih tinggi. Kalau kita lihat dari laporan mingguan itu sekitar 40an kali per hari, itu jumlah yang signifikan. Gempa vulkanik yang berasal dari dalam gunung, jadi kita sebut gempa internal. Ini ada banyak. Ada gempa VTA, ada gempa VTB, ada gempa MP. Itu jumlahnya secara total itu sekitar 40 kali per hari," tandasnya.

Agus Budi mengungkapkan deformasi Gunung Merapi sampai saat ini masih berlanjut. Data deformasi ini juga menjadi petunjuk bahwa masih adanya suplai magma dari dalam.

"Yang menunjukan adanya suplai itu adanya deformasi, deformasi dari gunung (Merapi) masih berlanjut. Sebagai informasi total deformasi ini cukup signifikan sampai 15,5 meter sampai saat ini sejak Juni 2020, sejak sebelum status Siaga," tegasnya.

Dari data-data itulah, sampai dengan saat ini BPPTKG masih menetapkan aktivitas Gunung Merapi dalam status Siaga.

"Jadi itulah kenapa kemudian kita pertahankan status Siaga ini sampai dengan dua tahun ini," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ingin Usung Kader Partai di Pilkada, PDI-P Sleman Panggil Danang Maharsa

Ingin Usung Kader Partai di Pilkada, PDI-P Sleman Panggil Danang Maharsa

Yogyakarta
Banding Dikabulkan, 2 Pelaku Mutilasi Mahasiswa UMY Dijatuhi Pidana Seumur Hidup

Banding Dikabulkan, 2 Pelaku Mutilasi Mahasiswa UMY Dijatuhi Pidana Seumur Hidup

Yogyakarta
PDI-P Lakukan Penjaringan Bakal Calon Bupati Bantul, Ada Nama Soimah Pancawati

PDI-P Lakukan Penjaringan Bakal Calon Bupati Bantul, Ada Nama Soimah Pancawati

Yogyakarta
PAN Kembali Usung Kustini Sri Purnomo di Pilkada Sleman

PAN Kembali Usung Kustini Sri Purnomo di Pilkada Sleman

Yogyakarta
Langkah Pemkot Yogyakarta Hadapi Desentralisasi Sampah

Langkah Pemkot Yogyakarta Hadapi Desentralisasi Sampah

Yogyakarta
Pj Wali Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Buang Sampah di Depo Sampah

Pj Wali Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Buang Sampah di Depo Sampah

Yogyakarta
KPU Kota Yogyakarta Segera Rekrut PPK dan PPS Pilkada, Sosialisasi Senin Depan

KPU Kota Yogyakarta Segera Rekrut PPK dan PPS Pilkada, Sosialisasi Senin Depan

Yogyakarta
Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Yogyakarta
Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Yogyakarta
Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Yogyakarta
Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Yogyakarta
Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Yogyakarta
Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Yogyakarta
Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Yogyakarta
Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com