YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam VIII ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
Dinas Sosial (Dinsos) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai inisiator menyampaikan bahwa penetapan KGPAA Paku Alam VIII dilakukan dengan proses panjang.
Kepala Dinsos DIY Endang Patmintarsih menyampaikan bahwa proses pengajuan pahlawan nasional dilakukan sejak tahun 2012, dan diusulkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2018.
"Kami melakukan persiapan untuk pengajuan dulu, kami persiapkan data-data bersama dewan pakar, akademisi, dan dari Puro Pakualaman. Kami kumpulkan semua data dan bukti untuk pengusulan gelar pahlawan dari tahun 2012," kata Endang saat dihubungi, pada Jumat (4/11/2022).
Baca juga: KGPAA Paku Alam VIII jadi Pahlawan Nasional, Raja dari Yogyakarta yang Nyatakan Gabung ke Indonesia
Endang mengatakan, pada tahun 2018, Dinsos DIY mengusulkan ke Kemensos secara administrasi, lalu pada tahun 2018 diketahui ada dokumen yang kurang.
Pada tahun 2019 dokumen dilengkapi dan diusulkan kembali oleh Dinsos DIY.
"Pada tahun 2020, sebetulnya sudah siap, dan sudah siap di dewan penentu. Penganugerahan pahlawan nasional di Jakarta, jadi sudah lengkap semua," ujar dia.
Tetapi, pada tahun 2020, belum ditetapkan oleh Kemensos dan diusulkan kembali pada tahun 2021. Lalu, pada tahun 2022, gelar pahlawan nasional akhirnya diberikan.
Endang mengungkapkan latar belakang diusulkannya KGPAA Paku Alam VIII sebagai pahlawan nasional karena jasa Paku Aalam VIII kepada republik, KGPAA Paku Alam juga ikut berjuang pada masa kemerdekaan.
"Beliau berjasa bagaimana Republik Indonesia saat pindah ke Yogyakarta sebagai ibu kota. Puro Pakualam saat itu sebagai tempat kantor pemerintahan Republik Indonesia," papar dia.
Ia berharap dengan dinobatkannya KGPAA Paku Alam VIII sebagai pahlawan Nasional semakin mengukuhkan posisi DIY sebagai kota sejarah dan perjuangan.
Baca juga: Sultan dan Paku Alam Bakal Tes Kesehatan untuk Perpanjangan Masa Jabatan di Yogyakarta
Selain itu, jasa-jasa pahlawan juga terus dikenang dan dapat menumbuhkan nilai kepahlawanan, gotong royong, sosial dan lain sebagainya.
"DIY pernah sebagai Ibu Kota Negara, lalu banyak juga pahlawan nasional sudah ada 6 sekarang tambah Sri Paduka VIII menjadi 7," ujar dia.