YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Secara global, demokrasi dewasa ini tengah menghadai kontraksi yang luar biasa berat.
Kenyataan itu terungkap dalam forum diskusi yang digelar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), bertajuk "Mengembalikan Kembali Politik Programatik di Pemilu 2024".
Acara tersebut digelar dalam rangka menyambut Pemilihan Umum 2024 dan persiapan Dies Natalies Fisipol UGM Ke-67.
Baca juga: Sejumlah Kader Keluar Usai Anies Jadi Bakal Capres, DPW Nasdem DIY: Dia Tidak Sesuai Demokrasi
Hadir dalam acara tersebut sejumlah elite partai seperti Hasto Kristiyanto (PDI Perjuangan), Willy Aditya (Partai Nasdem) dan Muhammad Kholid (Partai Keadilan Sejahtera).
"Banyak negara yang dulu menjadi role model demokrasi, saat ini sedang terengah-engah," ujar Dekan Fisipol UGM Wawan Mas'udi dalam sambutannya, Senin (10/10/2022).
Wawan menyampaikan, beberapa negara di Asia Tenggara dahulu dikategorikan sebagai negara demokratis. Namun saat ini beberapa negara tersebut sedang dipertanyakan kualitas demokrasinya.
"Yang terakhir tentu apa yang terjadi di Filipina, banyak orang mengatakan demokrasi mengalami kemunduran dengan kembalinya keluarga dari diktaktor yang ada di sana," ucapnya.
Bahkan, di Myanmar dan Burma, lanjut Wawan Mas'udi, demokrasi sudah runtuh. Kemudian di Thailand junta militer sering merongrong penguasa sipil yang tak sejalan dengan mereka.
Wawan mengungkapkan, Indonesia sebagai negara terakhir yang masih bertahan sebagai negara demokratis di Asia Tenggara.
"Itu pun kualitas demokrasi di negeri ini saya kira menjadi pertanyaan dan diskusi yang luar biasa, banyak orang mengatakan ada stagnasi, ada declaine dan seterusnya," urainya.
Menurut Wawan Mas'udi menjadi tugas bersama untuk membuat demokrasi Indonesia semakin kuat.
"Saya kira ini menjadi tugas kita bersama antara kampus dengan teman-teman partai politik, untuk sama-sama kedepan untuk kita bisa menciptakan semangat, mekanisme untuk bisa membuat demokrasi kita semakin kuat, semakin berkualitas dan khususnya untuk 2024 semakin mangarah kepada programatik politik," pungkasnya.
Baca juga: Beri Pesan ke Moeldoko, Demokrat: Berhenti Ganggu Demokrasi Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.