Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stok Beras di DI Yogyakarta Surplus 50 Persen, Petani Diminta Waspadai Perubahan Iklim

Kompas.com - 07/10/2022, 21:40 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau petani mewaspadai fenomena perubahan iklim. Mengingat tanaman padi rentan terkena banjir dan angin kencang.

Kepala DPKP DIY Sugeng Purwanto mengatakan pada musim kemarau kemarin di DIY merupakan kemarau basah, sedangkan pada musim hujan kali ini diprediksi akan terjadi musim hujan dengan curah yang ekstrem.

Baca juga: Usai Ikut Panen Raya, Menteri Pertanian Ingatkan Gubernur dan Bupati Menjaga Normalisasi Harga

Sugeng mengatakan dengan perkiraan musim penghujan ekstrem dikhawatirkan tanaman padi dapat terkena banjir dan roboh terkena angin kencang.

"Climate change diwaspadai meskipun tanaman padi doyan air, waspada banjir kadang-kadang hujan disertai angin bisa roboh kalau layak panen, panen saja daripada terkena angin roboh dan banjir," katanya, Jumat (7/10/2022).

"Kalau tergenang padi kan enggak apa apa mendekati panen jangan sampai ada genangan memang tidak terlalu banyak dibutuhkan terlalu banyak air (menjelang panen)," tambahnya.

Baca juga: Tanah Tandus Lereng Bukit Menoreh Diubah Jadi Kebun Kelengkeng, Pemuda Desa Rayakan Panen Perdananya

Jika terdapat kawasan yang tidak bisa membuang air dan berpotensi banjir, pihaknya menyiapkan pompa untuk membuang air dadi lahan pertanian padi.

"Jangan sampai air tidak bisa terbuang di wilayah sumbang ga bisa buang air penyediaan pompa kami siap," tambahnya.

Untuk tanaman holtikultura dengan kondisi seperti ini kemungkinan akan terjadi lonjakan harga, karena lahan terbatas ditambah lagi curah hujan tinggi.

"Makanya nanti harga akan tinggi, holtikultura kami arahkan bagaimana penanaman di lahan pantai, lahan pasir musim hujan bisa off season," ucap dia.

Baca juga: Mengenal Rasulan, Tradisi Pasca Panen di Gunung Kidul

Secara umum beras di DIY cenderung aman karena mengalami surplus hingga di atas 50 persen dari kebutuhan.

Ditambah lagi kemungkinan petani akan menanam pada Desember atau November.

"Sementara ini beras kalau terbanyak secara umum memang di wilayah Bantul luasan tanam luar biasa, di Gunungkidul juga angkanya cukup tinggi. Kalau bicara beras tertinggi Bantul dan Sleman," kata dia.

Cadangan beras di DIY di seluruh lumbung padi, baik itu yang dikelola oleh Pemerintah DIY, Bulog, hingga kabupaten jika ditotal sebanyak 900 ton jumlah tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah konsumsi warga DIY.

"Pastinya konsumsi plus minus 400 sampai 500 ton. Kalau lebih 600an ton per tahun," kata dia.

Disinggung soal pernyataan Menteri Pertanian terkait mengganti beras dengan Sagu menurut dia pihaknya siap untuk menanam jika hal itu merupakan kebijakan dari pemerintah pusat, ia menegaskan bahwa beras di DIY masih cukup.

"Terlepas itu merupakan pergerakan pusat akan mendukung kalau Jogja pangan, beras masih sangat cukup. Kalau sekarang kan ada policy ada pengembangan sorgum," katanya.

Selain beras pengganti karbohidrat yang bisa dikembangkan di DIY adalah singkong atau mocaf.

"Ya secara umum pengalaman 2018 penyelamat indikator kebutuhan pangan masyarakat justru dari singkong banyak," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Dua Pengendara Asal Wonogiri Tabrakan di Wonosari, Seorang Tewas

Dua Pengendara Asal Wonogiri Tabrakan di Wonosari, Seorang Tewas

Yogyakarta
Akun Whatsapp Butet Kertaradjasa Diduga Diretas, Polda DIY Temukan Ilegal Akses

Akun Whatsapp Butet Kertaradjasa Diduga Diretas, Polda DIY Temukan Ilegal Akses

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 11 Desember 2023: Sore hingga Malam Hujan

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 11 Desember 2023: Sore hingga Malam Hujan

Yogyakarta
Sejarah Gereja Katolik Santo Antonius Kotabaru

Sejarah Gereja Katolik Santo Antonius Kotabaru

Yogyakarta
Dikira Suara Kucing, Ternyata Bayi yang Dibuang Sedang Menangis

Dikira Suara Kucing, Ternyata Bayi yang Dibuang Sedang Menangis

Yogyakarta
Dikira Hilang di Goa Terawang, Sopir Rombongan Kampanye Ditemukan di Alun-alun Blora

Dikira Hilang di Goa Terawang, Sopir Rombongan Kampanye Ditemukan di Alun-alun Blora

Yogyakarta
Petaka di Jalur Cinomati Bantul, 1 Orang Tewas akibat Minibus Masuk Jurang

Petaka di Jalur Cinomati Bantul, 1 Orang Tewas akibat Minibus Masuk Jurang

Yogyakarta
Kronologi Kecelakaan Maut di Bantul, Minibus Berisi 17 Orang Masuk Jurang, 1 Tewas

Kronologi Kecelakaan Maut di Bantul, Minibus Berisi 17 Orang Masuk Jurang, 1 Tewas

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 10 Desember 2023: Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 10 Desember 2023: Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Kecelakaan di Jalan Baron Gunungkidul, Ayah dan Anak Meninggal

Kecelakaan di Jalan Baron Gunungkidul, Ayah dan Anak Meninggal

Yogyakarta
Minibus Terperosok di Jalur Cinomati Bantul, Korban Meninggal Berasal dari Malang

Minibus Terperosok di Jalur Cinomati Bantul, Korban Meninggal Berasal dari Malang

Yogyakarta
2 Kerangka Manusia yang Ditemukan di Wonogiri Ternyata Korban Pembunuhan

2 Kerangka Manusia yang Ditemukan di Wonogiri Ternyata Korban Pembunuhan

Yogyakarta
Minibus Terperosok ke Jurang di Jalur Cinomati Bantul, 1 Korban Meninggal Dunia

Minibus Terperosok ke Jurang di Jalur Cinomati Bantul, 1 Korban Meninggal Dunia

Yogyakarta
Dilaporkan ke Bareskrim, Butet Kertaradjasa Siapkan Kuasa Hukum

Dilaporkan ke Bareskrim, Butet Kertaradjasa Siapkan Kuasa Hukum

Yogyakarta
Sopir yang Hilang di Goa Terawang Blora Saat Antarkan Peserta Kampanye Ditemukan

Sopir yang Hilang di Goa Terawang Blora Saat Antarkan Peserta Kampanye Ditemukan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com