Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Endog Abang, Kuliner Khas yang Hanya Muncul Tiga Kali Setahun

Kompas.com - 02/10/2022, 22:51 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Perhelatan Sekaten yang dilakukan di Keraton Yogyakarta setiap tahun memang selalu menarik perhatian.

Selain ritual yang biasanya dihelat dalam menyambut Maulid Nabi, biasanya akan ada kemeriahan pasar malam yang ditunggu masyarakat.

Baca juga: Apa Itu Sekaten, Tujuan, Sejarah Singkat, dan Kegiatan

Salah satu kuliner khas yang selalu muncul pada Pasar Malam Sekaten adalah endog abang.

Sebetulnya endog abang tak hanya muncul pada perhelatan pasar malam Sekaten saja.

Baca juga: Sekaten: Asal Usul, Prosesi, Tradisi, dan Pantangan

Kuliner endog abang diketahui muncul tiga kali setahun yaitu pada Grebeg Syawal, Grebeg Besar, dan Grebeg Mulud.

Tak hanya menarik, sajian kuliner tradisional endog abang ternyata juga memiliki filosofi tersendiri.

Baca juga: Keunikan Sekaten, Tradisi Memperingati Maulid Nabi Muhammad...

Filosofi dalam endog abang

Dilansir dari Tribun Jogja, endog abang memiliki makna yang diambil dari benda yang khas pada sajian ini.

Endog atau telur dalam bahasa Jawa dimaknai sebagai simbol kelahiran.

Warna merah atau dalam bahasa Jawa disebut abang dimaknai sebagai simbol kesejahteraan.

Sementara ruas bambu yang digunakan sebagai tusuk atau sunduk dimaknai sebagai simbol hubungan vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Jadi filosofi dari endog abang adalah sebagai simbol kelahiran dan hidup sejahtera dengan selalu berpedoman dengan garis yang telah ditentukan oleh Tuhan.

Cara membuat endog abang

Endog abang atau telur merah merupakan makanan berupa telur ayam rebus dan kemudian kulitnya diberi pewarna makanan merah.

Dilansir dari Tribun Jogja, cara pembuatan endog abang cukup sederhana dengan merebus telur ayam hingga matang, kemudian dalam keadaan hangat kulitnya diberi pewarna makanan merah.

Pemberian pewarna harus dilakukan dalam keadaan hangat supaya warna merah yang dihasilkan akan terlihat cerah.

Uniknya warna merah ini hanya akan terdapat pada kulitnya dan tidak terserap ke dalam telurnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pasar Terban Keluhkan Pelanggan Menurun Sejak Pindah ke Shelter

Pedagang Pasar Terban Keluhkan Pelanggan Menurun Sejak Pindah ke Shelter

Yogyakarta
Golkar dan PDI-P Buka Peluang Koalisi di Pilkada Sleman dan Kulon Progo

Golkar dan PDI-P Buka Peluang Koalisi di Pilkada Sleman dan Kulon Progo

Yogyakarta
Bupati Petahana Bantul Abdul Halim Ambil Formulir Pilkada PDI-P dan Golkar

Bupati Petahana Bantul Abdul Halim Ambil Formulir Pilkada PDI-P dan Golkar

Yogyakarta
Kronologi Penangkapan 2 Pembunuh Karyawati Toko di Polokarto, Sukoharjo

Kronologi Penangkapan 2 Pembunuh Karyawati Toko di Polokarto, Sukoharjo

Yogyakarta
Dorong Hak Angket Usai Putusan MK, Pakar Hukum UGM: Yang Merusak Demokrasi Harus Bertanggungjawab

Dorong Hak Angket Usai Putusan MK, Pakar Hukum UGM: Yang Merusak Demokrasi Harus Bertanggungjawab

Yogyakarta
Ketum PP Muhammadiyah Menghargai Sikap Kenegarawanan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal Putusan MK

Ketum PP Muhammadiyah Menghargai Sikap Kenegarawanan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal Putusan MK

Yogyakarta
Singgih Raharjo Terancam Gagal Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui Golkar

Singgih Raharjo Terancam Gagal Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui Golkar

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelaku UMKM Wajib Urus Sertifikasi Halal Sebelum 18 Oktober, Sanksi Tunggu Regulasi

Pelaku UMKM Wajib Urus Sertifikasi Halal Sebelum 18 Oktober, Sanksi Tunggu Regulasi

Yogyakarta
Kecelakaan Bus Wisatawan di Bantul, Uji KIR Mati Sejak 2020

Kecelakaan Bus Wisatawan di Bantul, Uji KIR Mati Sejak 2020

Yogyakarta
Nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta Diklaim Turunkan Kasus DBD 77 Persen

Nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta Diklaim Turunkan Kasus DBD 77 Persen

Yogyakarta
Gempa Pacitan Dirasakan Warga Gunungkidul dan Bantul

Gempa Pacitan Dirasakan Warga Gunungkidul dan Bantul

Yogyakarta
9 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Kota Yogyakarta, Ini Imbauan Dinkes

9 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Kota Yogyakarta, Ini Imbauan Dinkes

Yogyakarta
Nekat Lewati Jalur Jip Lava Tour Merapi, Mobil Wisatawan Terjebak Satu Jam di Kali Kuning

Nekat Lewati Jalur Jip Lava Tour Merapi, Mobil Wisatawan Terjebak Satu Jam di Kali Kuning

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com