YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi tujuh kali mengeluarkan guguran lava dari 23-29 September 2022.
Guguran lava itu dikeluarkan ke arah barat daya dan dominan ke Sungai Bebeng. Jarak luncuran guguran lava maksimal 1.800 meter.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 1 Oktober 2022: Siang hingga Malam Hujan
"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak tujuh kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso di Yogyakarta, Sabtu (1/10/2022).
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, volume kubah lava yang posisinya berada di barat daya terhitung sebesar 1.637.000 meter kubik. Sedangkan volume kubah tengah sebesar 2.772.000 meter kubik.
"Pada kubah barat daya teramati adanya penambahan tinggi kubah kurang lebih satu meter. Kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan," ucapnya.
Sementara itu, tercatat 218 gempa vulkanik dalam, 18 gempa vulkanik dangkal, 137 gempa fase banyak, 403 gempa guguran, 50 kali gempa embusan, dan tujuh kali gempa tektonik, pada pekan ini.
"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih tinggi," tegasnya.
Agus Budi menuturkan, berdasarkan pengamatan visual dan instrumental disimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi.
"Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga," jelasnya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer. Lalu, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng, sejauh maksimal tujuh kilometer.
Baca juga: Sepekan, Gunung Merapi Teramati Luncurkan 20 Kali Guguran Lava
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol sejauh lima kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
Masyarakat pun diminta tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya, Masyarakat diminta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dan mewaspadai bahaya lahar dingin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.