YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta melakukan survei ke sekolah-sekolah. Dalam survei tersebut ditemukan ada dua SMP Negeri di Kota Yogyakarta yang atap bangunannya dimakan rayap.
Kepala Bidang SMP Disdikpora Kota Yogyakarta Hasyim menjelaskan bahwa pihaknya rutin melakukan survei kepada sekolah-sekolah, baik swasta maupun negeri untuk melakukan pengecekan kepada gedung-gedung.
"Kami melakukan survei dan didapati ada dua ruang yang atapnya dimakan rayap di SMPN 1 dan SMPN 14," kata dia saat dihubungi, Senin (26/9/2022).
Baca juga: Banjir dan Longsor di Seram Bagian Barat, Rumah hingga Sekolah Rusak
Ia menambahkan ruangan di kedua sekolah yang mengalami kerusakan tidak digunakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Menurutnya atap yang rusak tersebut adalah ruang pertemuan.
"Enggak berpengaruh ke KBM yang rusak itu ruangan pertemuan," katanya.
Ia mengimbau kepada sekolah-sekolah agar selalu melakukan pengecekan secara berkala pada ruangan-ruangan. Hal ini jika ditemukan kerusakan dapat segera ditindaklanjuti.
"Kami imbau agar melakukan pengecekan secara berkala. Untuk dua ruangan yang rusak akan segera dilakukan perbaikan pada anggaran 2023 nanti," kata dia.
Hasyim menjelaskan sekolah bisa saja melakikan perbaikan secara mandiri jika hanya kerusakan ringan. Namun, jika terjadi kerusakan sedang hingga berat maka akan diperbaiki oleh Disdikpora Kota Yogyakarta.
"Sebenarnya bisa dilakukan perbaikan kalau kerusakan ringan sekolah kan juga dapat BOS, kalau kerusakan sedang nanti Disdikpora yang menangani," kata dia.
Sementara itu Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Yogyakarta Nikken Sasanti mengatakan kerusakan atap yang dialami berada di ruangan laboratorium komputer.
"Iya betul (ada kerusakan), Iya betul, kami sudah melapor ke dikpora dan akan diperbaiki tahun 2023. Kerusakan karena rayap kayunya jadi lapuk, di ruang lab TIK," kata dia.
Ia menambahkan kerusakan atap itu tidak mengganggu proses KBM di kelas. Hal ini karena di SMPN 1 Kota Yogyakarta memiliki 6 laboratorium TIK.
"Tidak berpengaruh pada KBM karena ruang biasanya untuk praktik TIK. Sedangkan kami mempunyai 6 lab TIK sehingga sementara tidak dipakai, nunggu diperbaiki," katanya.
"Kalau dipakai untuk KBM takut kalau terjadi sesuatu. Jadi untuk mengantisipasi ruang itu sementara tidak digunakan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.