Namun dalam perkembangannya, tradisi Cembengan berubah menjadi layaknya pesta rakyat yang meriah bagi masyarakat sekitar pabrik.
Pelaksanaan tradisi Cembengan disebut mengadopsi tradisi Cing Bing yang berasal dari etnis Tionghoa yang menetap di Jawa.
Tradisi ini dilaksanakan dengan ziarah makam, ritual sesaji atau doa permohonan keselamatan, dan pergelaran wayang kulit.
Cembengan juga dikenal dengan tradisi manten tebu yakni menikahkan dua batang tebu sebelum masuk ke penggilingan.
Tradisi manten tebu ini dilakukan layaknya pernikahan manusia dengan dua batang tebu pria dan wanita diberi nama Kyai Sukro dan Nyai Manis.
Kedua tebu tersebut dinikahkan dengan makna yaitu sebuah harapan agar tebu tersebut dapat memberikan keturunan berupa tanaman tebu yang banyak dan berkualitas.
Sumber:
jogja.tribunnews.com
kebudayaan.kemdikbud.go.id
bantulpedia.bantulkab.go.id
sibakuljogja.jogjaprov.go.id
warisanbudaya.kemdikbud.go.id
regional.kompas.com
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.