Yang tinggal hanya potongan-potongan kertas
Berisi goresan-goresan kata berantakan
Tanpa makna
Dan mereka yang tinggal tertunduk
Karna harus menahan genangan air mata
Berhadapan dengan keseharian yang itu-itu saja
Sampai kontraknya berakhir
Silahkan pergi sahabat
Silahkan mengukir sejarah hidup sendiri
Sudah waktunya memang
Aku harus mengaca diri
Menapaki batu-batu di jalan yang sepi
Ke ujung yang semakin dekat
Jalan tidak semakin mulus, nyeri kaki sampai di hati
Mana bekal tidak cukup pula