Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arak-arakan Semar Raksasa Sendal dalam Merti Desa, Tebar Semangat Manfaatkan Barang Bekas

Kompas.com - 24/09/2022, 22:49 WIB
Dani Julius Zebua,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com–Wayang-wayangan bentuk tokoh Semar diarak di jalan raya Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bukan wayang yang jamak ditemui, seperti dari kulit sapi biasanya dan penampilan orang tua karismatik.

Semar kali ini replika yang terbangun dari sedikitnya 300 pasang sandal jepit bekas, kerangka bambu dan alas dari kayu. Tingginya tiga meter, lebar 2,5 meter.

Baca juga: Merti Desa, Tradisi Leluhur Desa Kemranggen Purworejo yang Diadakan Tiap 3 Tahun Sekali

Bobot wayang-wayangan itu lebih dari 200 kilogram.

“Replika ini memang tidak bisa wajah sempurna tapi terlihat bentuk Semar,” kata Sukirman, salah satu warga yang ikut membuat replika Semar ini, Sabtu (24/9/2022).

Mengarak “wayang” itu salah satu bagian dari peringatan Hari Jadi ke-75 Kalurahan Sendangsari.

Wayang-wayangan bentuk tokoh Semar menjadi perhatian warga di merti desa Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wayang-wayangan ini dibikin dengan ukuran 3x2,5 meter dari bahan sandal jepit bekas.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Wayang-wayangan bentuk tokoh Semar menjadi perhatian warga di merti desa Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wayang-wayangan ini dibikin dengan ukuran 3x2,5 meter dari bahan sandal jepit bekas.

Ribuan warga tumpah ruah di jalan menonton kirab atau arak-arakan sebagai bagian dari kemeriahan memperingati HUT desa.

Semar raksasa memimpin arakan. Mayoritas terbangun dari sandal warna gelap, terutama badan hingga tangan, terdapat ikat pinggang warna warni dan seperti memakai jarit dari sandal putih.

Baca juga: Mengikuti Perarakan Kirab Merti Desa di Wonosido Purworejo, Tradisi yang Sempat Mati Suri Kini Dihidupkan Lagi

Muka Semar putih dengan bagian mata dan alis diambil dari bagian sandal. Bibirnya dari sandal merah.

“Bibir itu memang aslinya (merah). Kebetulan dapat sandal merah di detik terakhir membuat replika ini,” kata Sukirman yang seorang dalang dari Sendangsari.

 

Wayang-wayangan bentuk tokoh Semar menjadi perhatian warga di merti desa Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wayang-wayangan ini dibikin dengan ukuran 3x2,5 meter dari bahan sandal jepit bekas.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Wayang-wayangan bentuk tokoh Semar menjadi perhatian warga di merti desa Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wayang-wayangan ini dibikin dengan ukuran 3x2,5 meter dari bahan sandal jepit bekas.
Sukirman mengingat lagi perjuangan warga membuat replika itu. Pembuatan melibatkan tujuh warga dan Bank Sampah Induk Dhuawar Sejahtera di Pedukuhan Kroco.

Bank sampah ini mengkoordinir pencarian sandal lewat belasan bank sampah binaan maupun asosiasi bank sampah Kulon Progo.

Direktur Bank Sampah Dhuawar, Febriyanti menceritakan, para pegiat bank sampah awalnya punya keinginan ikut memeriahkan hari ulang tahun desa.

Baca juga: Anak Pembuat Gula Merah di Bukit Menoreh Ini Pulang Bawa Medali Emas ASEAN Para Games, Warga Dusun Menyambutnya

Mereka kemudian berniat membuat sesuatu dari sampah tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak digunakan lagi.

Sandal dinilai sebagai salah satu barang bekas yang belum bisa diolah.

Biasanya, warga membuang sandal bekas, mengubur atau dibakar di pekarangan. Sandal jepit kemudian dipilih untuk jadi bahan pembuatan replikasi Semar.

Bank sampah digerakkan mencari dan mengumpulkan sandal jepit bekas. “Sandal bekas saat ini belum laku dijual,” kata Febriyanti.

Awalnya, bank sampah baru mendapatkan 200 pasang sandal dari para pegiat bank sampah sekecamatan.

Baca juga: Banjir dan Longsor di Bukit Menoreh, Diduga karena Saluran Air Tertutup Tanah

Febriyanti lantas meminta bantuan dari bank sampah di luar Sendangsari untuk menyuplai sampah sandal.

“Lewat grup WA kami membutuhkan donasi sandal jepit bekas, maka yang punya bisa setor ke bank sampah induk,” kata Febriyanti.

Wayang-wayangan itu akhirnya bisa selesai dikerjakan tujuh orang. Wayang-wayangan lengkap dengan tangan yang bisa digerakkan.

Perlu delapan orang berbadan besar untuk menggotong replika yang bobotnya ratusan kilo.

"Semula dicoba empat orang tidak kuat, enam orang tidak kuat, hingga akhirnya delapan orang baru bisa," kata Sukirman.

 

Wayang-wayangan bentuk tokoh Semar menjadi perhatian warga di merti desa Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wayang-wayangan ini dibikin dengan ukuran 3x2,5 meter dari bahan sandal jepit bekas.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Wayang-wayangan bentuk tokoh Semar menjadi perhatian warga di merti desa Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wayang-wayangan ini dibikin dengan ukuran 3x2,5 meter dari bahan sandal jepit bekas.
Wayang-wayangan merupakan upaya kelompok pegiat sampah di Sendangsari.

Selama ini warga hanya memanfaatkan barang bekas atau sampah sebatas membuat kerajinan dari plastik, seperti tas atau ekobrik yang nantinya bisa jadi meja hingga tempat duduk.

Pada salah satu pedukuhan sudah mulai mengurangi pemanfaatan tas kresek atau tas plastik. Bahkan Dhuawar sudah mempelopori sampah tas kresek jadi bahan baku campuran aspal.

Baca juga: Mobil Pelat L Ditabrak Motor di Bukit Menoreh Yogyakarta, Pengemudi Motor Tewas

Kali ini, mereka tertantang dengan sampah sandal jepit. Diperlukan kreativitas untuk mencari solusi bagi barang tidak bernilai.

“Secara khusus sandal bekas untuk kerajinan memang belum ada, namun dengan adanya Semar ini dari sandal mungkin bisa terinspirasi yang lain agar lebih berdaya guna,” kata Febriyanti.

Semar dari sandal merupakan salah satu arak-arakan dalam HUT Sendangsari. Peringatan hari jadi desa tahun ini begitu meriah.

Ada pasukan bregodo, drumband, hingga tiap dusun membawa gunungan sayur mayur dan buah sebagai hasil bumi.

Hampir semua pedukuhan menampilkan kesenian khas, di antaranya seperti incling atau jaranan.

Baca juga: Warga Bukit Menoreh Kulon Progo Kembali Menikmati Listrik Setelah 12 Hari Blackout karena Jaringan PLN Putus Diterjang Longsor

Mereka mengawali dengan arak-arakan dari pasar hewan, lewat Balai Desa Sendangsari dan berkumpul di lapangan Sendangsari. Kira-kira sejauh 1,5 kilometer.

Di lapangan, mereka menggelar wilujengan atau menaikkan ungkapan syukur atas kehidupan desa yang melimpah rezeki, keselamatan, ketentraman hingga keselarasan hidup.

Ribuan orang tumpah ruah di lapangan dan jalanan desa untuk menonton. Kemeriahan seperti ini sempat hilang di dua tahun pandemi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Yogyakarta
PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

Yogyakarta
5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

Yogyakarta
Soal 'Snack Lelayu' KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Soal "Snack Lelayu" KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Yogyakarta
Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Yogyakarta
Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com