KULON PROGO, KOMPAS.com–Wayang-wayangan bentuk tokoh Semar diarak di jalan raya Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bukan wayang yang jamak ditemui, seperti dari kulit sapi biasanya dan penampilan orang tua karismatik.
Semar kali ini replika yang terbangun dari sedikitnya 300 pasang sandal jepit bekas, kerangka bambu dan alas dari kayu. Tingginya tiga meter, lebar 2,5 meter.
Baca juga: Merti Desa, Tradisi Leluhur Desa Kemranggen Purworejo yang Diadakan Tiap 3 Tahun Sekali
Bobot wayang-wayangan itu lebih dari 200 kilogram.
“Replika ini memang tidak bisa wajah sempurna tapi terlihat bentuk Semar,” kata Sukirman, salah satu warga yang ikut membuat replika Semar ini, Sabtu (24/9/2022).
Mengarak “wayang” itu salah satu bagian dari peringatan Hari Jadi ke-75 Kalurahan Sendangsari.
Ribuan warga tumpah ruah di jalan menonton kirab atau arak-arakan sebagai bagian dari kemeriahan memperingati HUT desa.
Semar raksasa memimpin arakan. Mayoritas terbangun dari sandal warna gelap, terutama badan hingga tangan, terdapat ikat pinggang warna warni dan seperti memakai jarit dari sandal putih.
Muka Semar putih dengan bagian mata dan alis diambil dari bagian sandal. Bibirnya dari sandal merah.
“Bibir itu memang aslinya (merah). Kebetulan dapat sandal merah di detik terakhir membuat replika ini,” kata Sukirman yang seorang dalang dari Sendangsari.