Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombudsman DIY Temukan SMP Negeri di Sleman Belum Ramah Siswa Berkebutuhan Khusus

Kompas.com - 20/09/2022, 20:22 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ombudsman Republik Indonesia perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengunjungi SMP Negeri 1 Berbah, Sleman. Kunjungan Ombudsman ini untuk mengecek langsung SMP Negeri 1 terkait tidak adanya fasilitas untuk siswa berkebutuhan khusus.

Asisten Pemeriksaan Laporan ORI DIY Muhammad Rifki mengatakan, awalnya mendapatkan informasi dari masyarakat terkait fasilitas di SMP Negeri 1 Berbah yang belum ramah bagi siswa berkebutuhan khusus.

"Kami kunjungan ke SMPN 1 Berbah Sleman berkaitan adanya informasi terkait dengan pelayanan terhadap siswa yang berkebutuhan khusus, yang kebetulan diterima di SMPN 1 Berbah," ujar Asisten Pemeriksaan Laporan ORI DIY Muhammad Rifki, Senin (19/09/2022).

Baca juga: Dilaporkan ke Ombudsman karena Dugaan Pungutan Liar, Kepala Sekolah SMKN 2 Yogyakarta Angkat Bicara

Kunjungannya tersebut juga untuk mencari informasi apa saja yang menjadi kendala sekolah dalam penyediaan fasilitas bagi siswa berkebutuhan khusus.

"Kami sudah menayakan terkait bagaimana pelayanananya, kondisi siswanya, kendalanya. Termasuk penyediaan fasilitasnya dan lain-lain. Informasi-informasi itu yang kami perlukan untuk sebagai penambahan dari informasi sebelumnya yang sudah kami terima," tuturnya.

Dari hasil pengecekan, lanjut Rifki memang ada dua orang siswa berkebutuhan khusus yang bersekolah di SMPN 1 Berbah. Keduanya saat ini masih duduk kelas VII.

"Kebetulan keduanya berhubungan dengan kaki. Jadi yang satu masih bisa berjalan tetapi memang tidak bisa seperti orang normal. Yang satunya sudah tidak bisa berjalan karena memang kakinya mengalami kelumpuhan," tandasnya.

Rifki mengungkapkan berdasarkan pemantauan, sekolah SMPN 1 Berbah memang belum memiliki fasilitas bagi siswa berkebutuhan khusus. Sekolah mengaku ini baru pertama kali ini ada siswa berkebutuhan khusus.

Namun demikian, menurut Rifki hal itu tidak bisa dijadikan alasan. Sebab saat ini semua sekolah negeri diinstruksikan menjadi sekolah inklusi.

"Sudah diintruksikan untuk menjadi inklusi semua sekolah itu. Maka mestinya harus sudah siap-siap sejak proses penerimaan dibuka sampai dengan kalau saja ada yang masuk dan ternyata ada yang masuk. Saya kira memang perlu menjadi perhatian semua termasuk sekolah ini atau dinas sendiri," ungkapnya.

Menurut Rifki kedua orang siswa berkebutuhan khusus sampai dengan saat ini masih masuk sekolah. Satu siswa berkebutuhan khusus masih dapat beraktivitas di luar kelas.

Sementara satu lagi siswa lainnya tidak bisa beraktivitas di luar kelas. Siswa ini berangkat ke sekolah diantar oleh orang tuanya. Kemudian didudukan dikursinya oleh orang tuanya.

Saat dirumah siswa ini menggunakan kursi roda. Namun saat di sekolah tidak menggunakan kursi roda karena belum ada fasilitas seperti ramp.

"Di sini fasilitasnya tidak memungkinkan ya. Jadi mungkin agak susah juga kalau (kursi roda) dibawa. Karena kendalanya jalannya memang kurang, masih tangga belum ramp," tandasnya.

Rifki menuturkan Ombudsman saat ini belum mengeluarkan rekomendasi. Ombudsman masih dalam tahap melengkapi informasi dan berbicara dengan beberapa pihak termasuk dinas. Setelah informasi terkumpul, Ombudsman akan membuat kesimpulan.

"Sekolah ada rencana untuk membangun menyediakan fasilitas itu ada tapi mungkin sedang dibicarakan pendanaannya karena itu perlu dana," bebernya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 1 Berbah Noor Rohmah Hidayati mengatakan baru tahun ini ada siswa berkebutuhan khusus sehingga belum ada persiapan.

"Nantinya menganggarkan di arkas (aplikasi rencana kegiatan dan anggaran sekolah). Kalau sekarang langsung ganti enggak bisa harus dalam jangka waktu satu tahun perubahannya baru bisa diganti untuk menganggarkan misalnya kursi roda atau jalur untuk disabilitas," tuturnya.

Noor mengungkapkan dua siswa berkebutuhan khusus selama ini bisa mengikuti pelajaran dengan baik.

"Kita juga menyampaikan ke teman-temanya kalau anak itu minta bantuan tolong diberitahu bapak ibu guru. Kalau kalian bisa ya kalian tolong bantu misal pingin jajan atau seperti apa," ucapnya.

Menurutnya, untuk menambah fasilitas, sekolah harus konsultasi dengan dinas kebudayaan. Sebab, bangunan sekolah termasuk dalam cagar budaya.

"Ini cagar budaya ketika mau membuat juga harus konsultasi dengan dinas kebudayaan juga. Mudah-mudahan nanti dinas kebudayaan juga bisa membantu untuk jalur mengubah kan berarti," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 1 Juni 2023: Cerah dan Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 1 Juni 2023: Cerah dan Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Polisi Tangkap Tiga Pemuda Pelaku Pengeroyokan Anggota PSHT

Polisi Tangkap Tiga Pemuda Pelaku Pengeroyokan Anggota PSHT

Yogyakarta
Sekolah Dilarang Keluarkan Siswa Korban Pencabulan di Sleman

Sekolah Dilarang Keluarkan Siswa Korban Pencabulan di Sleman

Yogyakarta
Mengenal Pleret, Kalurahan Digital di Bantul DI Yogyakarta

Mengenal Pleret, Kalurahan Digital di Bantul DI Yogyakarta

Yogyakarta
Warga Mantrijeron, Kota Yogyakarta Sulap Sampah Sandal Jepit Jadi Action Figure, Pembeli dari Eropa

Warga Mantrijeron, Kota Yogyakarta Sulap Sampah Sandal Jepit Jadi Action Figure, Pembeli dari Eropa

Yogyakarta
Kisah Murid SD di Kampung Sunyi Terpencil di Kulon Progo, Melintasi Bukit dan Tebing demi Pergi ke Sekolah

Kisah Murid SD di Kampung Sunyi Terpencil di Kulon Progo, Melintasi Bukit dan Tebing demi Pergi ke Sekolah

Yogyakarta
Basarnas Turun Tangan Evakuasi Munir yang Tangannya Terjepit Mesin Giling Kue

Basarnas Turun Tangan Evakuasi Munir yang Tangannya Terjepit Mesin Giling Kue

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 31 Mei 2023: Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 31 Mei 2023: Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Kasus 17 ABG Dicabuli di Sleman, Bupati Bakal Beri Pendampingan dan Pastikan Hak Korban sebagai Pelajar Terpenuhi

Kasus 17 ABG Dicabuli di Sleman, Bupati Bakal Beri Pendampingan dan Pastikan Hak Korban sebagai Pelajar Terpenuhi

Yogyakarta
Golkar dan PSI DI Yogyakarta Kompak Tolak Pemilu Proporsional Tertutup

Golkar dan PSI DI Yogyakarta Kompak Tolak Pemilu Proporsional Tertutup

Yogyakarta
Pria yang Cabuli 17 Anak di Bawah Umur di Sleman Jaring Korbannya dari 'Mulut ke Mulut'

Pria yang Cabuli 17 Anak di Bawah Umur di Sleman Jaring Korbannya dari "Mulut ke Mulut"

Yogyakarta
Diduga Terjatuh Saat Latihan Silat, Pelajar SMP di Klaten Meninggal

Diduga Terjatuh Saat Latihan Silat, Pelajar SMP di Klaten Meninggal

Yogyakarta
Watu Belah, Dusun yang Jalan Utamanya Rusak dan Berbatu-batu Hampir 10 Tahun

Watu Belah, Dusun yang Jalan Utamanya Rusak dan Berbatu-batu Hampir 10 Tahun

Yogyakarta
PSI Solo Laporkan Akun Penghina Selvi Ananda, Gibran: Aku Santai Saja, Tidak Ikut-ikut

PSI Solo Laporkan Akun Penghina Selvi Ananda, Gibran: Aku Santai Saja, Tidak Ikut-ikut

Yogyakarta
Geng Remaja di Kota Yogyakarta Syaratkan Duel dan Cari Musuh, Dua Warga jadi Korban

Geng Remaja di Kota Yogyakarta Syaratkan Duel dan Cari Musuh, Dua Warga jadi Korban

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com