Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Songgo Buwono, Kuliner Ningrat dari Keraton Yogyakarta yang Penuh Filosofi

Kompas.com - 20/09/2022, 16:34 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Songgo Buwono adalah jenis makanan pembuka khas Keraton Yogyakarta yang pertama kali lahir pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VIII.

Bentuk songgo buwono menyerupai soes dengan isian seperti daging sapi atau ayam, telur, acar, kuah, dan selada.

Baca juga: Makna Gunungan dalam Tradisi Grebeg Keraton Yogyakarta dan Solo

Berbeda dengan sajian soes sebagai hidangan penutup yang cenderung manis, songgo buwono memiliki rasa asin dan gurih.

Pertama kali disajikan di lingkungan Keraton, songgo buwono merupakan menu makanan kesukaan Sri Sultan Hamengku Buwono VII.

Baca juga: Benteng Baluwerti, Saksi Sejarah Perkembangan Keraton Yogyakarta

Sebelum dikenal masyarakat luas, songgo buwono hanya disuguhkan untuk para kerabat dan tamu kerajaan sehingga dikenal sebagai makanan Ningrat atau Priyayi.

Baca juga: Kereta Kencana Kiai Garuda Yeksa, Pusaka Keraton Yogyakarta yang Digunakan Pada Kirab Penobatan Sultan

Filosofi Songgo Buwono

Nama makanan ini diambil dari dua kata yaitu ‘songgo’ berarti menyangga dan ‘buwono, artinya langit atau kehidupan.

Oleh karena itu, makanan songgo buwono memiliki makna yaitu sebagai penyangga kehidupan.

Songgo buwono termasuk makanan kelas atas yang dihidangkan pada hajat tertentu, seperti acara pernikahan.

Sajian songgo buwono pada saat pernikahan diyakini sebagai simbol kesiapan kedua mempelai untuk mengarungi kehidupan secara mandiri.

Filosofi songgo buwono juga terdapat pada komponen bahan-bahan penyusunnya.

Roti soes sebagai kulitnya melambangkan bumi, sementara telur melambangkan keberadaan gunung.

Penggunaan daging sapi atau ayam melambangkan penduduk bumi, sementara selada melambangkan tumbuhan yang menjadi sumber kehidupan.

Kemudian adanya sela atau kuah melambangkan langit, dan acar melambangkan bintang-bintang di langit.

Songgo Buwono dan Sejarah Politik Keraton Yogyakarta

Sajian songgo buwono disebut sebagai kuliner hasil akulturasi budaya Jawa dengan budaya Barat.

Dalam sejarah, budaya Barat yang dibawa oleh Belanda memang sudah mulai memasuki lingkup Keraton pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VIII.

Tak heran kemudian muncul jenis kuliner yang memiliki gaya kebarat-baratan sebagai hasil akulturasi.

Meski begitu ada yang meyakini bahwa sajian songgo buwono tak hanya dipengaruhi oleh keberadaan pengaruh Belanda saja.

Hal ini karena selain kue soes yang berasal dari Belanda, bahan yang lain seperti mayonaise berasal dari Perancis, dan acar berasal dari Tiongkok.

Sumber:
radioedukasi.kemdikbud.go.id
setneg.go.id 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pasar Terban Keluhkan Pelanggan Menurun Sejak Pindah ke Shelter

Pedagang Pasar Terban Keluhkan Pelanggan Menurun Sejak Pindah ke Shelter

Yogyakarta
Golkar dan PDI-P Buka Peluang Koalisi di Pilkada Sleman dan Kulon Progo

Golkar dan PDI-P Buka Peluang Koalisi di Pilkada Sleman dan Kulon Progo

Yogyakarta
Bupati Petahana Bantul Abdul Halim Ambil Formulir Pilkada PDI-P dan Golkar

Bupati Petahana Bantul Abdul Halim Ambil Formulir Pilkada PDI-P dan Golkar

Yogyakarta
Kronologi Penangkapan 2 Pembunuh Karyawati Toko di Polokarto, Sukoharjo

Kronologi Penangkapan 2 Pembunuh Karyawati Toko di Polokarto, Sukoharjo

Yogyakarta
Dorong Hak Angket Usai Putusan MK, Pakar Hukum UGM: Yang Merusak Demokrasi Harus Bertanggungjawab

Dorong Hak Angket Usai Putusan MK, Pakar Hukum UGM: Yang Merusak Demokrasi Harus Bertanggungjawab

Yogyakarta
Ketum PP Muhammadiyah Menghargai Sikap Kenegarawanan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal Putusan MK

Ketum PP Muhammadiyah Menghargai Sikap Kenegarawanan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal Putusan MK

Yogyakarta
Singgih Raharjo Terancam Gagal Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui Golkar

Singgih Raharjo Terancam Gagal Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui Golkar

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelaku UMKM Wajib Urus Sertifikasi Halal Sebelum 18 Oktober, Sanksi Tunggu Regulasi

Pelaku UMKM Wajib Urus Sertifikasi Halal Sebelum 18 Oktober, Sanksi Tunggu Regulasi

Yogyakarta
Kecelakaan Bus Wisatawan di Bantul, Uji KIR Mati Sejak 2020

Kecelakaan Bus Wisatawan di Bantul, Uji KIR Mati Sejak 2020

Yogyakarta
Nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta Diklaim Turunkan Kasus DBD 77 Persen

Nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta Diklaim Turunkan Kasus DBD 77 Persen

Yogyakarta
Gempa Pacitan Dirasakan Warga Gunungkidul dan Bantul

Gempa Pacitan Dirasakan Warga Gunungkidul dan Bantul

Yogyakarta
9 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Kota Yogyakarta, Ini Imbauan Dinkes

9 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Kota Yogyakarta, Ini Imbauan Dinkes

Yogyakarta
Nekat Lewati Jalur Jip Lava Tour Merapi, Mobil Wisatawan Terjebak Satu Jam di Kali Kuning

Nekat Lewati Jalur Jip Lava Tour Merapi, Mobil Wisatawan Terjebak Satu Jam di Kali Kuning

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com