Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seluas 554 Hektar Sawah di Sleman Terdampak Ditutupnya Selokan Mataram

Kompas.com - 14/09/2022, 14:24 WIB
Wijaya Kusuma,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Lahan pertanian di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, yang terdampak ditutupnya aliran Selokan Mataram seluas total 544 hektar. Selain lahan pertanian, ada 230.120 meter persegi kolam ikan yang juga terdampak.

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Suparmono mengatakan, bangunan Selokan Mataram sudah cukup tua sehingga perlu segera diperbaiki.

Sebab, jika terlambat maka akan memperparah titik-titik bocor dan banjir. Di dalam proses perbaikan dan pembenahan, saat ini aliran Selokan Mataram dimatikan selama tiga bulan.

Baca juga: Imbas Selokan Mataram Ditutup, Debit Air Sumur Warga Menyusut, BPBD Sleman Dropping Air

"Beberapa bulan sebelum dilakukan pematian Selokan Mataram, Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan sudah melakukan sosialisasi pada petani atau Poktan yang akan kena dampaknya sehingga mereka menjadi lebih siap menghadapi risiko tersebut," ujar Suparmono dalam keterangan tertulis, Selasa (13/9/2022).

Suparmono mengatakan, adanya perbaikan Selokan Mataram tentu akan berpengaruh dalam pada kegiatan usaha tani tanaman pangan, hortikultura, peternakan, ataupun perkebunan.

Sebab, kegiatan budidaya pertanian baik dalam pengembangan tanaman pangan, hortikultura, peternakan, ataupun perkebunan, ketersediaan air merupakan faktor yang sangat strategis.

Dari data Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman terdapat lahan pertanian yang terdampak. Selain itu, juga kolam ikan, ternak sapi dan kambing.

"Lahan sawah yang terkena dampak akibat dimatikannya Selokan Mataram total ada 544 ha, kolam ikan ada 230.120 m2, ternak sapi ada 55 ekor dan ternak domba 33 ekor," tuturnya.

Total 554 hektar itu tersebar di delapan kapanewon di Kabupaten Sleman. Dari total jumlah tersebut, wilayah yang paling luas terdampak ada di Tirtomartani, Kapanewon Kalasan. Lahan pertanian di Tirtomartani yang terdampak seluas 123 hektar.

Baca juga: Mengenal Selokan Mataram nan Legendaris yang Membelah Kota Yogyakarta, Dibangun oleh Ribuan Orang

"Dari jumlah 544 ha tersebut yang bero (tidak ditanami) ada 293 ha dan 251 ha yang di ada di Purwomartani, Tirtomartani, dan Tamanmartani Kapanewon Kalasan ditanami palawija umur sekitar 1-2 bulan," ucapnya.

Sedangkan data kolam perikanan yang terdampak terluas ada di Sidomoyo, Kapanewon Godean, yakni 106.800 m2 dengan jumlah kelompok ada sembilan.

Suparmono mengungkapkan, sebagian petani atau Poktan yang sudah siap menanam padi terpaksa menunda menanam padi. Mereka ada yang mengalihkan pada tanaman palawija dan hortikultura yang tidak terlalu banyak membutuhkan air.

Beberapa Poktan, lanjut Suparmono, ada yang sudah memiliki sumber air dan pompa air sehingga bisa mengantisipasi masalah ini. Namun, ada juga petani atau Poktan yang tetap membiarkan tanahnya menjadi bero atau tidak produktif.

"Untuk menanggulangi kekeringan apabila Selokan Mataram sewaktu-waktu diperbaiki atau rusak, perlu dipikirkan atau dipertimbangkan adanya embung dan sumur ladang. Sehingga, air tetap tersedia untuk mendukung aktivitas pertanian dan perikanan di Kabupaten Sleman," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Kembali Usung Kustini Sri Purnomo di Pilkada Sleman

PAN Kembali Usung Kustini Sri Purnomo di Pilkada Sleman

Yogyakarta
Langkah Pemkot Yogyakarta Hadapi Desentralisasi Sampah

Langkah Pemkot Yogyakarta Hadapi Desentralisasi Sampah

Yogyakarta
Pj Wali Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Buang Sampah di Depo Sampah

Pj Wali Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Buang Sampah di Depo Sampah

Yogyakarta
KPU Kota Yogyakarta Segera Rekrut PPK dan PPS Pilkada, Sosialisasi Senin Depan

KPU Kota Yogyakarta Segera Rekrut PPK dan PPS Pilkada, Sosialisasi Senin Depan

Yogyakarta
Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Yogyakarta
Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Yogyakarta
Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Yogyakarta
Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Yogyakarta
Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Yogyakarta
Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Yogyakarta
Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Yogyakarta
Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Yogyakarta
Ingin Sampaikan Aspirasi Warga soal Pilkada, Gerindra Sleman Berencana Bertemu Erina Gudono

Ingin Sampaikan Aspirasi Warga soal Pilkada, Gerindra Sleman Berencana Bertemu Erina Gudono

Yogyakarta
Pasar Terban Yogyakarta Direvitalisasi, Pedagang Pindah ke Shelter

Pasar Terban Yogyakarta Direvitalisasi, Pedagang Pindah ke Shelter

Yogyakarta
Bunuh Mantan Pacar karena Cemburu, Pria di Bantul Mengaku Masih Cinta

Bunuh Mantan Pacar karena Cemburu, Pria di Bantul Mengaku Masih Cinta

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com