Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Mau Aksinya Disusupi, Demo Ojol di Yogyakarta Wajib Tunjukkan Akun

Kompas.com - 12/09/2022, 17:23 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan pengendara ojek online (ojol) melakukan unjuk rasa penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan gedung DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (12/9/2022).

Tak mau aksinya ini ditunggangi oleh pihak tak bertanggungjawab, para ojol mewajibkan peserta demo menunjukkan akun untuk masuk ke DPRD DIY.

Baca juga: Tolak Kenaikan Harga BBM, Mahasiswa Gelar Aksi Dorong Motor ke Gedung DPRD Salatiga

"Masuk gerbang tunjukkan akun bahwa betul seorang driver. Tidak mau dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk membuat kerusuhan pada aksi ini," kata Ketua Paguyuban Gojek Driver Jogja (Pagodja) Agus Suwito ditemui di DPRD DIY, Senin (12/9/2022).

Dia mengatakan para pengemudi ojek online merupakan masyarakat yang terdampak langsung dengan kenaikan harga BBM. Hal ini karena setiap hari pengemudi membutuhkan BBM untuk bekerja.

"Tiap hari kami pakai BBM kami tuntut agar harga BBM diturunkan. Tapi kalau memang tidak bisa, kami minta ada subsidi dari pemerintah untuk ojol," kata dia.

Agus menambahkan kenaikan harga BBM sebanyak 30 persen tidak diimbangi dengan kenaikan tarif dasar ojek online. Pasalnya, kenaikan tarif hanya di angka 15 persen.

"Maka tiap hari kami harus mengeluarkan biaya tambahan untuk bisa menyelesaikan tugas sebagai driver," imbuhnya.

Selain menuntut turunnya harga BBM fsn subsidi bagi ojol, pihaknya juga meminta kepada penyedia aplikasi untuk menaikkan tarif dasar minimal sebesar 20 persen.

"Minimal 20 persen dari aplikasi," imbuh Agus.

Seorang pengemudi ojol Nur Eka mengatakan kenaikan harga dari aplikasi antara Rp 400 sampai Rp 800. Dia menilai kenaikan tarif tersebut masih rendah. 

Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Gejayan Sleman, Arus Lalu Lintas Dialihkan

Ia pun meminta agar pemerintah meninjau ulang kenaikan harga BBM. 

"Masing-masing aplikasi beda kisarannya itu (Rp 400 - Rp 800)," kata dia.

Eka yang sudah menjadi ojol sejak tahun 2017 itu mengaku setiap harinya bisa mendapatkan penghasilan antara Rp 50.000 sampai dengan Rp 100.000. Namun, dengan kenaikan harga BBM penghasilannya tidak bisa menutup biaya sehari-hari.

"Rp 50.000 sampai Rp 10.000 sudah Alhamdulillah, Kalau dibilang sih enggak cukup karena kenaikan enggak cuma di BBM aja tapi semua juga ikut naik," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD DIY Gimmy  Rusdin Sinaga mengatakan bahwa tuntutan yang disampaikan oleh para pengemudi ojek online adalah hal yang lumrah.

Menurutnya, ada satu tuntutanyang krusial yakni belum adanya perlindungan  atau payung hukum yang menaungi para driver ojol.

"Perlindungan itu yang berat jadi ojol itu kaya outsourcing. Itu lho jadi ada aturan lah, UU tenaga kerjaan kalau ini kan ga ada,"pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Yogyakarta
PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

Yogyakarta
5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

Yogyakarta
Soal 'Snack Lelayu' KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Soal "Snack Lelayu" KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Yogyakarta
Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Yogyakarta
Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Yogyakarta
Kasus Korupsi Selesai, Kejari Gunungkidul Kembalikan Rp 470 Juta ke RSUD Wonosari

Kasus Korupsi Selesai, Kejari Gunungkidul Kembalikan Rp 470 Juta ke RSUD Wonosari

Yogyakarta
Viral, Video Warga Lempar Sampah ke Truk, DLHK Kota Yogyakarta: Masyarakat Enggak Sabar

Viral, Video Warga Lempar Sampah ke Truk, DLHK Kota Yogyakarta: Masyarakat Enggak Sabar

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com