Intensitas kegempaan dominan berupa gempa VTA (gempa vulkanik dalam). Hal ini lanjut Agus Budi mengindikasikan adanya aktivitas magmatik di kedalaman lebih dari 1,5 km dari puncak Gunung Merapi.
"Deformasi pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,2 cm/hari," ucapnya.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 10 September 2022: Pagi Berawan, Siang Hujan Ringan
"Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga," tegasnya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.