KOMPAS.com - Lawang Sewu merupakan salah satu obyek wisata di Kota Semarang, Jawa Tengah. Dalam bahasa Jawa, lawang berarti pintu, sedangkan sewu ialah seribu.
Namun, apakah benar pintu Lawang Sewu berjumlah seribu?
Ternyata, jumlah pintu Lawang Sewu tak mencapai seribu. Jumlah tepatnya 928 pintu. Karena jumlah pintunya yang banyak, masyarakat menamainya sebagai Lawang Sewu.
Dikutip dari kai.heritage.id, banyaknya pintu dan jendela di Lawang Sewu difungsikan sebagai sirkulasi udara.
Baca juga: Atap Gedung Rusak, Museum Lawang Sewu Bakal Direnovasi Tahun Ini
Tak hanya itu, sebagai gedung yang dirancang oleh orang Belanda, banyaknya pintu di Lawang Sewu diduga juga merupakan penggambaran kasta.
"Dan salah satu alasan kenapa Lawang Sewu banyak pintu bukan hanya untuk membuat sirkulasi udaranya semakin bagus, tapi juga berkaitan dengan kasta, mereka (orang Belanda) sangat menjaga image, jadi kalau bangun ya nggak tanggung-tanggung,” ujar pemandu wisata di Lawang Sewu, Aris, dalam siaran pers Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dilansir dari Antara.
Selain itu, untuk menunjukkan kekayaan, kemakmuran, dan kasta tertinggi, bangunan Lawang Sewu dibuat dengan batu bata keramik berwarna jingga. Pada zaman dulu, batu bata jenis ini tergolong langka dan harganya mahal.
“Zaman dulu satu batu bata ini ditaksir mencapai Rp 300 ribu harganya. Dan yang unik, cetakannya ada yang melengkung," ucapnya.
Baca juga: Buka Kembali Setelah 2 Bulan Tutup, Pengelola Museum Lawang Sewu Tolak 100 Wisatawan
Berdasarkan tulisan di situs kai.heritage.id, Lawang Sewu dibangun secara bertahap di lahan seluas 18.232 meter persegi.
Awalnya, Lawang Sewu digunakan sebagai kantor pusat perusahaan kereta api swasta, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).
Gedung Lawang Sewu dirancang oleh sejumlah arsitek Belanda.
Dua di antaranya adalah Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag, arsitek dari Amsterdam yang memiliki ciri dominan berupa elemen lengkung dan sederhana.
Oleh sang penggagas, bangunan didesain menyerupai huruf L serta mempunyai banyak pintu dan jendela.
Baca juga: Sejarah Lawang Sewu
Sebelum ditangani Klinkhamer dan Ouendag, perancangan awal Lawang Sewu dilakukan oleh P. de Rieu.