Tidak lama kemudian, sekelompok TNI datang lagi menjemput seorang teman Argo yang masih di lokasi. Adit mengatakan seluruh kejadian di pertokoan terekam di CCTV.
"Rombongan pertama datang tanpa negoisasi langsung ada tindakan kekerasan terhadap pekerja perbaikan neonbox. Empat orang dinaikin mobil pikap, termasuk Argo. Di mobil masih dipukul, dibawa ke markas Batalyon 411. Itu kan bisa dilihat di CCTV," jelas Adit.
"Rombongan kedua datang lagi menjemput satu orang lagi yang ketinggalan, namanya mas Ali Akbar di lokasi yang sama, di ruko. Jumlah rombongan lebih dari 10 orang," lanjut Adit.
Ketika itu pihak keluarga sudah mendapat informasi kejadian itu. Hingga akhirnya pihak Batalyon 411 Salatiga mengabarkan bahwa Argo dan teman-temannya telah dirawat di RST Salatiga.
"Paman kami yang ditelepon pihak kesatuan, kami langsung merapat ke RST. Argo kondisi kritis, lainnya juga luka parah. Ada tulang rusuk Argo yang rusak. Itu yang menjadi potensi sebab meninggalnya Argo," jelas Adit.
Adit menegaskan, pihak keluarga ingin kasus ini diungkap secara transparan.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan, 13 anggota Kostrad TNI sudah memenuhi bukti permulaan sebagai terduga pelaku pengeroyokan di Salatiga, Jawa Tengah.
Pengeroyokan oleh prajurit TNI itu membuat seorang warga sipil di Salatiga, tewas.
"Oh iya, proses. Ada 13 orang yang memenuhi bukti permulaan sebagai pelaku," beber Andika saat ditemui usai rapat bersama Komisi I DPR RI di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (5/9/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.