Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Pekerja di Yogyakarta Siasati Pengeluaran Setelah BBM Naik

Kompas.com - 06/09/2022, 09:53 WIB
Wijaya Kusuma,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan pemerintah pusat menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan non-subsidi membuat pusing para pekerja di Yogyakarta. Mereka pun harus memutar otak menyiasati kondisi keuangan.

Warga Desa Hargobinagun, Kecamatan Pakem, yang bekerja di salah satu kantor agency di Kota Yogyakarta, Dika Prasetyo mengatakan kenaikan harga BBM memang cukup berat.

"Berat tapi kudu (harus) kuat, harus pintar-pintar mengatur keuangan. Harus irit dan mengurangi pengeluaran yang tidak penting, tapi ya harus tetap menabung," ujar Dika Prasetyo saat dihubungi Kompas.com, Selasa (6/9/2022).

Baca juga: Dewan Transportasi Jakarta Minta Kenaikan Harga BBM Jadi Momentum Penggunaan Angkutan Umum

Dika berangkat ke kantor dari rumahnya dengan menggunakan sepeda motor. Dalam seminggu, Dika mengeluarkan uang sekitar Rp 100.000 untuk mengisi bahan bakar motornya.

"Kalau sekarang bisa Rp 100.000 lebih, soalnya kan BBM naik," ucapnya.

Warga Pakem ini pun mau tidak mau harus lebih irit agar mengurangi pengeluaran. Sebelum berangkat kerja, Dika sarapan di rumah.

Saat siang hari, Dika memilih pergi ke angkringan yang harga makananya lebih murah untuk sekedar mengganjal perut. Sementara untuk air minum Dika membawa dari rumah.

Dika baru makan berat pada sore hari, setelah sampai di rumah usai pulang bekerja.

"Di angkringan beli nasi satu, gorengan empat, paling Rp 8.000 , tidak sampai Rp 10.000 , murah meriah. Minum kan bawa sendiri," tuturnya.

Baca juga: Ada Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, Rekayasa Lalu Lintas di Sekitar DPR Situasional

Strategi itu membuat Dika bisa lebih mengirit pengeluaranya. Sehingga bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang lain atau ditabung.

Sementara itu, Elisabeth Rianisani Devi salah satu karyawan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Yogyakarta menyiasati pengeluaran dengan saat di kantor tidak membeli makan siang.

"Saya membawa bekal dari rumah untuk makan siang," ucapnya.

Selain itu, Elis juga memilih untuk mengurangi aktivitas keluar rumah dengan menggunakan sepeda motor. Sehingga lebih irit dalam pengeluaran untuk bahan bakar.

"Jadi tidak sampai (jarum indikator bensin) E saya sudah beli, kalau di E kan mengisinya jadi lebih banyak, paling seminggu dua kali (mengisi BBM). Pulang kerja juga langsung pulang ke rumah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Yogyakarta
Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Yogyakarta
Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Yogyakarta
Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Yogyakarta
Nekat Merokok, 11 Penumpang KAI Diturunkan Paksa sepanjang 2024

Nekat Merokok, 11 Penumpang KAI Diturunkan Paksa sepanjang 2024

Yogyakarta
Mesum di Sekolah, Dua Guru di Gunungkidul Dipecat

Mesum di Sekolah, Dua Guru di Gunungkidul Dipecat

Yogyakarta
Viral, Video Roda Depan Dicuri tetapi Sepeda Motor Ditinggal di Yogyakarta

Viral, Video Roda Depan Dicuri tetapi Sepeda Motor Ditinggal di Yogyakarta

Yogyakarta
3 Bocah di Gunungkidul Diamankan Polisi, Curi Kotak Infak untuk Beli Bensin dan Rokok

3 Bocah di Gunungkidul Diamankan Polisi, Curi Kotak Infak untuk Beli Bensin dan Rokok

Yogyakarta
13 Pengedar Obat Terlarang di Yogyakarta Ditangkap, Modus Dijual Lewat Facebook

13 Pengedar Obat Terlarang di Yogyakarta Ditangkap, Modus Dijual Lewat Facebook

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com