Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Tari Tradisional Yogyakarta, dari Bedhaya Semang hingga Beksan Lawung

Kompas.com - 04/09/2022, 16:15 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Yogyakarta yang dikenal sebagai Kota Budaya dengan berbagai jenis kesenian yang istimewa.

Kesenian ini masih lestari karena masyarakat Yogyakarta masih memegang erat warisan leluhur.

Baca juga: Beksan Lawung Ageng, Tarian Pusaka Keraton Yogyakarta

Salah satu kesenian yang terkenal adalah tari tradisional Yogyakarta yang khas dengan gerak, iringan, dan kostumnya.

Baca juga: Tari Serimpi: Gerakan, Pola Lantai, Properti, Iringan, dan Maknanya

Tari tradisional Yogyakarta tidak hanya berkembang sebagai tarian sakral di lingkungan keraton, namun juga ada yang berfungsi sebagai seni pertunjukan yang penuh makna.

Baca juga: Tari Bedhaya Ketawang: Sejarah, Makna, dan Pelaksanaan

Tari Tradisional Yogyakarta

Berikut adalah beberapa tari tradisional dari Yogyakarta yang populer dan masih dilestarikan hingga saat ini.

1. Tari Bedhaya Semang

Tari Bedhaya merupakan tari klasik putri yang bertemakan cerita legenda, babad, atau sejarah.

Tarian ini disebut Bedhaya sanga karena penarinya berjumlah songo atau sembilan, atau komposisi tari kelompok putri yang ditarikan oleh sembilan penari wanita.

Tari Bedhaya Semang adalah satu tari putri klasik di Istana Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana I dan dianggap sebagai pusaka.

Hal ini dapat dibuktikan dengan keluarnya para penari dari Bangsal Prabayeksa, yaitu tempat untuk menyimpan pusaka-pusaka Kraton menuju Bangsal Kencono.

Tarian ini sangat disakralkan oleh keraton memiliki hubungan mistis antara keturunan Panembahan Senopati sebagai Raja Mataram Islam dengan penguasa Laut Selatan atau Ratu Laut Selatan, yaitu Kanjeng Ratu Kidul.

Bedhaya Semang tersebut dipagelarkan untuk kepentingan ritual istana, seperti peristiwa jumenengan.

2. Tari Golek Lambangsari

Tari Golek Lambangsari adalah jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta yang ditarikan dengan ragam tari klana alus.

Tari Golek Lambangsari diciptakan oleh K.R.T. Purbaningrat ada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwana VII dan VIII.

Tarian ini adalah hadiah penobatan Sri Mangkunegara VI dari Sri Sultan Hamengku Buwana VII.

Nama tarian ini diambil dari asal gerak dan iringannya, yaitu koreografi golek dengan gending lambangsari.

3. Tari Golek Menak

Tari Golek Menak disebut juga Beksa Golek Menak, atau Beksa Menak.

Tarian ini merupakan salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana IX.

Tarian ini membutuhkan waktu lama untuk disempurnakan bahkan setelah sultan mangkat.

4. Tari Golek Ayun-ayun

Tari Golek Ayun-ayun adalah salah satu tarian klasik yang dilakukan untuk menyambut tamu kehormatan.

Tarian ini bercerita tentang wanita yang tengah beranjak dewasa dan senang bersolek untuk mempercantik diri.

Tari Golek Ayun-ayun ditarikan dua penari wanita atau lebih, dengan gerak yang lemah gemulai.

5. Tari Serimpi Gaya Yogyakarta

Tari Serimpi termasuk tari sakral yang sudah ada sejak masa kejayaan Kerajaan Mataram pada pemerintahan Sultan Agung.

Namun setelah pecahnya Kerajaan Mataram menjadi Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta, terdapat dua gaya Tari Serimpi.

Tarian ini hanya dimainkan di dalam lingkungan keraton sebagai bagian dari acara kenegaraan dan untuk memperingati kenaikan tahta.

Tari Serimpi didominasi gerakan lembut yang lemah gemulai dan menggunakan iringan gamelan.

6. Tari Klana Alus

Tari Klana Alus adalah tari tunggal gaya Yogyakarta yang lahir di lingkungan keraton.

Klana Alus merupakan jenis tari klasik yang menggambarkan seorang kesatria sabrangan (seberang) yang sedang jatuh cinta.

Gerak tarian ini lebih mendekati sifat feminim dengan iringan klana alus biasanya gending cangklek laras slendro palet 9.

7. Tari Klana Raja

Tari Klana Raja merupakan tari tunggal gaya Yogyakarta yang dikembangkan di lingkungan istana.

Dalam penampilannya penari Klana Raja menggambarkan keagungan raja, dengan gaya tari gagah.

8. Tari Beksan Trunajaya

Tari Beksan Trunajaya disebut juga sebagai Lawung Ageng atau Beksan Lawung Gagah.

Nama Beksan Trunajaya disematkan karena pada zaman dahulu para penari diambilkan dari regu Trunajaya yang merupakan bagian dari pasukan (prajurit) Nyutra.

Beksan Trunajaya diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana I dengna maksud untuk menanamkan semangat dan mempunyai cita-cita untuk melanjutkan perjuangan Sultan Agung dalam membela tanah air.

Pementasan Beksan Trunajaya biasanya dilakukan di pendapa oleh 16 orang penari dengan ragam gerak gagah.

9. Beksan Lawung

Beksan Lawung adalah jenis tari perang yang terinspirasi dari latihan perang para prajurit abdi dalem raja.

Tarian Beksan ini jika ditarikan lengkap akan terdiri 40 orang penari.

Beksan ini menggunakan iringan gamelan khusus yaitu Kiai Guntur Sri.

Perkembangan selanjutnya Beksan Lawung yang semula hanya dapat dipelajari di lingkungan istana mulai dipentaskan untuk para wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.

Sumber:
radioedukasi.kemdikbud.go.id 
kikomunal-beta.dgip.go.id 
budaya.jogjaprov.go.id 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Dua Pengendara Asal Wonogiri Tabrakan di Wonosari, Seorang Tewas

Dua Pengendara Asal Wonogiri Tabrakan di Wonosari, Seorang Tewas

Yogyakarta
Akun Whatsapp Butet Kertaradjasa Diduga Diretas, Polda DIY Temukan Ilegal Akses

Akun Whatsapp Butet Kertaradjasa Diduga Diretas, Polda DIY Temukan Ilegal Akses

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 11 Desember 2023: Sore hingga Malam Hujan

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 11 Desember 2023: Sore hingga Malam Hujan

Yogyakarta
Sejarah Gereja Katolik Santo Antonius Kotabaru

Sejarah Gereja Katolik Santo Antonius Kotabaru

Yogyakarta
Dikira Suara Kucing, Ternyata Bayi yang Dibuang Sedang Menangis

Dikira Suara Kucing, Ternyata Bayi yang Dibuang Sedang Menangis

Yogyakarta
Dikira Hilang di Goa Terawang, Sopir Rombongan Kampanye Ditemukan di Alun-alun Blora

Dikira Hilang di Goa Terawang, Sopir Rombongan Kampanye Ditemukan di Alun-alun Blora

Yogyakarta
Petaka di Jalur Cinomati Bantul, 1 Orang Tewas akibat Minibus Masuk Jurang

Petaka di Jalur Cinomati Bantul, 1 Orang Tewas akibat Minibus Masuk Jurang

Yogyakarta
Kronologi Kecelakaan Maut di Bantul, Minibus Berisi 17 Orang Masuk Jurang, 1 Tewas

Kronologi Kecelakaan Maut di Bantul, Minibus Berisi 17 Orang Masuk Jurang, 1 Tewas

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 10 Desember 2023: Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 10 Desember 2023: Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Kecelakaan di Jalan Baron Gunungkidul, Ayah dan Anak Meninggal

Kecelakaan di Jalan Baron Gunungkidul, Ayah dan Anak Meninggal

Yogyakarta
Minibus Terperosok di Jalur Cinomati Bantul, Korban Meninggal Berasal dari Malang

Minibus Terperosok di Jalur Cinomati Bantul, Korban Meninggal Berasal dari Malang

Yogyakarta
2 Kerangka Manusia yang Ditemukan di Wonogiri Ternyata Korban Pembunuhan

2 Kerangka Manusia yang Ditemukan di Wonogiri Ternyata Korban Pembunuhan

Yogyakarta
Minibus Terperosok ke Jurang di Jalur Cinomati Bantul, 1 Korban Meninggal Dunia

Minibus Terperosok ke Jurang di Jalur Cinomati Bantul, 1 Korban Meninggal Dunia

Yogyakarta
Dilaporkan ke Bareskrim, Butet Kertaradjasa Siapkan Kuasa Hukum

Dilaporkan ke Bareskrim, Butet Kertaradjasa Siapkan Kuasa Hukum

Yogyakarta
Sopir yang Hilang di Goa Terawang Blora Saat Antarkan Peserta Kampanye Ditemukan

Sopir yang Hilang di Goa Terawang Blora Saat Antarkan Peserta Kampanye Ditemukan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com