Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nostalgia di Pameran Pelantang, Menikmati Suara Audio Lawas di Bentara Budaya Yogyakarta

Kompas.com - 27/08/2022, 19:51 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pelantang atau pengeras suara tak bisa dilepaskan dengan pemutar musik kedua piranti ini mengalami perkembangan di tiap zamannya.

Sebelum era digital, pemutar musik dan pelantang menggunakan sistem analog, yakni tidak menggunakan listrik, hanya menggunakan sistem mekanik seperti menggunakan pegas.

Pada era modern, kedua piranti ini berevolusi dari awalnya yang menggunakan sistem analog atau mekanis berubah menjadi menggunakan listrik, lalu memasuki era digital baik pelantang maupun pemutar musik mengalami perubahan yang signifikan.

Baca juga: Tanda-tanda YouTube Kian Seriusi Konten Audio Podcast

Pelantang saat ini banyak yang menggunakan teknologi nirkabel dan pemutar musik sekarang sudah tidak menggunakan piringan hitam atau vinyl untuk memutar musik. Tetapi saat ini menggunakan layanan streaming tanpa menggunakan rilisan fisik lagi.

Pada era digital di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), masih banyak orang yang menggandrungi perangkat audio analog. Mereka tergabung dalam komunitas bernama Padmaditya singkatan dari Paguyuban Pelestari Audio dan Radio Lama Yogyakarta.

Padmaditya menggelar pameran audio dengan tajuk Pelantang di Bentara Budaya Yogyakarta. Pameran ini berlangsung dari 27 sampai dengan 31 Agustus 2021.

Berbagai perangkat audio lawas dipamerkan pada acara ini. Radio, turn table, gramafon, dipamerkan pada acara ini dan seluruhnya masih bisa bekerja dengan baik.

Ketua Padmaditya Didi Sumarsidi mengatakan, seluruh perangkat audio yang dipamerkan masih bisa bekerja dengan baik walaupun sudah berumur.

Ia bersama anggota paguyuban memiliki dua alasan kenapa masih mengoleksi perangkat audio kuno. Alasan pertama adalah perangkat audio jadul ini selain memiliki karakter suara yang unik, juga memiliki nilai estetika.

Baca juga: Anies Resmikan Pameran Flora dan Fauna di Taman Lapangan Banteng

"Itu kan barang lama yang kami-kami ini menyukai barang lama mungkin ada dua alasan artistik dibuat dengan imajinasi dicampur denhan teknologi saat itu. Kedua kan ya sayang, itu warisan budaya kita pelihara," katanya ditemui di Bentara Budaya Yogyakarta, Jumat (26/8/2022).

Bentuk dari perangkat audio lama ini memiliki nilai artistik sendiri, rata-rata perangkat audio ini terbuat dari kayu dengan tinggi kurang lebih sepinggang orang dewasa. Kayu-kayu yang digunakan tak lapuk dimakan usia, kayu masih terlihat kokoh dan solid.

Didi menjelaskan audio lama memiliki karakter suara yang khas.

"Kita dengarkan, boleh kita bilang suara gramaphone yang bagus lebih cocok memiliki karakteristik sendiri, wah ini analog banget," kata dia.

Pengunjung menikmati pameran Pelantang di Bentara Budaya Yogyakarta, Jumat (26/8/2022) malam. berbagai pelantang lawas dipamerkan pada acara ini.KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Pengunjung menikmati pameran Pelantang di Bentara Budaya Yogyakarta, Jumat (26/8/2022) malam. berbagai pelantang lawas dipamerkan pada acara ini.

Didi mengakui bahwa untuk merawat sebuah perangkat audio lawas perlu kecerdikan sendiri, jika ada spare part yang rusak ia harus mencari barang serupa untuk 'kanibal'. Jika tidak mendapatkan barang serupa, ia harus memutar otak untuk mengakalinya.

"Kadang juga kita improvisasi seperti belt kita buat pakai ban truk, solusinya begitu. susah cari ukuran yang pas karena ban truk kan beda-beda kalau ada yang pas bisa dipakai," jelas dia.

Baca juga: Pameran Warisan 2022 Hanya Berisi Produk Asli, Bagaimana Jika Menemukan yang Palsu?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ingin Usung Kader Partai di Pilkada, PDI-P Sleman Panggil Danang Maharsa

Ingin Usung Kader Partai di Pilkada, PDI-P Sleman Panggil Danang Maharsa

Yogyakarta
Banding Dikabulkan, 2 Pelaku Mutilasi Mahasiswa UMY Dijatuhi Pidana Seumur Hidup

Banding Dikabulkan, 2 Pelaku Mutilasi Mahasiswa UMY Dijatuhi Pidana Seumur Hidup

Yogyakarta
PDI-P Lakukan Penjaringan Bakal Calon Bupati Bantul, Ada Nama Soimah Pancawati

PDI-P Lakukan Penjaringan Bakal Calon Bupati Bantul, Ada Nama Soimah Pancawati

Yogyakarta
PAN Kembali Usung Kustini Sri Purnomo di Pilkada Sleman

PAN Kembali Usung Kustini Sri Purnomo di Pilkada Sleman

Yogyakarta
Langkah Pemkot Yogyakarta Hadapi Desentralisasi Sampah

Langkah Pemkot Yogyakarta Hadapi Desentralisasi Sampah

Yogyakarta
Pj Wali Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Buang Sampah di Depo Sampah

Pj Wali Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Buang Sampah di Depo Sampah

Yogyakarta
KPU Kota Yogyakarta Segera Rekrut PPK dan PPS Pilkada, Sosialisasi Senin Depan

KPU Kota Yogyakarta Segera Rekrut PPK dan PPS Pilkada, Sosialisasi Senin Depan

Yogyakarta
Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Sempat Langka, Gunungkidul Tambah Stok Elpiji 3 Kilogram, Harga Tembus Rp 25.000

Yogyakarta
Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Siap Maju Pilkada Yogyakarta, Mantan Wali Kota Heroe Poerwadi Sudah Cari Calon Pendamping

Yogyakarta
Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Maju Independen di Pilkada Yogyakarta, Bakal Calon Harus Kantongi 27.000 Dukungan

Yogyakarta
Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Eks Direktur Perusahaan yang Jadi DPO Polda Jatim Berstatus Dosen UGM

Yogyakarta
Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Seorang Perempuan Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul, Duitnya Langsung Disetorkan ke Bank

Yogyakarta
Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Penyebab Terbakarnya Bus Tujuan Pati di Ring Road Barat Yogyakarta, Kerugian Ditaksir Rp 460 Juta

Yogyakarta
Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Usai Libur Lebaran, Sampah Menumpuk di Jalanan Yogyakarta

Yogyakarta
Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Usai Dibuka Fungsional untuk Mudik, Tol Solo-Yogya Kembali Ditutup

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com