YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Di saat harga tes Covid-19 mahal dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya, Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan alat skrining Covid-19 GeNose.
Alat skrining menggunakan metode embusan nafas ini kemudian banyak digunakan oleh instansi pemerintahan maupun swasta.
Namun kini setelah Covid-19 di Indonesia melandai dan masyarakat telah mendapatkan vaksin, alat skrining Covid-19 GeNose seakan tidak ada kabarnya.
Baca juga: Tes GeNose Palsu di Sumenep, Gunakan Kantong Urine, Dijual Rp 50.000 ke Penumpang Bus
Ternyata, Tim GeNose C19 UGM berhasil mempublikasikan data riset GeNose C19 sebagai alat skrining Covid-19 di dua jurnal internasional bereputasi pada Agustus 2022.
Inventor GeNose C19, Prof Dr Kuwat Triyana mengatakan, tim GeNose C19 UGM telah mempublikasikan sebagian data riset GeNose C19.
"Ini sebagai pertanggungjawaban ilmiah, ini lumrah sekali apalagi ini tergolong alat alkes (alat kesehatan) itu salah satunya dengan menunjukan publikasi ilmiah juga," ujar Kuwat Triyana dalam jumpa pers, Senin (22/8/2022).
Kuwat menyampaikan, jurnal pertama adalah Artificial intelligence in Medicine (AIIM), yang merupakan jurnal Q1 dengan impact factor 7,011, berjudul "Hybrid Learning Method based on Feature Clustering and Scoring for Enhanced COVID-19 Breath Analysis by An Electronic Nose", terbit pada bulan Mei 2022.
"Apa yang terjadi dan bagaimana GeNose bisa mendeteksi Covid dijelaskan di situ," ucapnya.
Jurnal yang kedua adalah Nature portfolio journal (NPJ) Digital Medicine, yang merupakan jurnal Q1 dengan impact factor 15,357, dengan judul "Fast and Noninvasive Electronic Nose for Sniffing Out COVID-19 Based on Exhaled Breath-print Recognition", terbit pada bulan Agustus 2022.
"Sebenarnya kalau submit-nya duluan yang kedua, tetapi lahirnya belakangan. Yang kedua ini memang sengaja kami publish bukan di jurnal yang sembarangan," ungkapnya.
Baca juga: Pemalsu Hasil GeNose Pakai Kantong Urine untuk Mengetes Calon Penumpang, Polisi: Dites di SPBU
Dua publikasi tersebut merupakan tahap awal dari keseluruhan data yang saat ini dalam proses penyelesaian penulisan manuskrip yaitu terkait data hasil uji klinis multisenter dan uji validasi eksternal yang melibatkan multi institusi.
Kuwat mengungkapkan, saat ini untuk produksi GeNose sudah dihentikan.
Saat ini sudah ada ribuan GeNose yang ada di masyarakat, termasuk di Kementerian Perhubungan dan di PT KAI.
"Lalu mau kita ke manakan? itu pertanyaan yang sering muncul. Kami mencoba untuk memfungsionalisasi GeNose ini untuk dijadikan sebagai alat diagnostik yang lain," ucapnya.
Saat ini, tim sedang mengembangkan GeNose menjadi alat diagnostik kanker serviks.