Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswi yang Diduga Dipaksa Pakai Jilbab Pilih Pindah dari SMA Banguntapan 1

Kompas.com - 10/08/2022, 16:03 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Siswi yang diduga dipaksa menggunakan jilbab di SMA Banguntapan 1 Bantul memilih untuk pindah ke sekolah lain. Langkah itu diambil setelah mendapatkan masukan dari psikolog dan orangtua siswi.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Didik Wardaya mengatakan pihaknya memnerikan kesempatan kepada siswi untuk tetap bersekolah di SMA Banguntapan 1. Tetapi, atas permintaan orangtua dan saran dari psikolog menghendaki sekolah di tempat lain.

"Kami tentunya akan mencarikan sekolah lain," ujar Didik, Rabu (10/8/2022).

Baca juga: Selesaikan Soal Pemaksaan Penggunaan Jilbab di SMA Banguntapan 1, Pemerintah DIY Segera Lakukan Rekonsiliasi

Didik berharap siswi dapat tetap bersekolah di SMA Banguntapan 1, hal itu untuk membuktikan bahwa Disdikpora DIY telah melakukan perbaikan sistem di SMA Banguntapan 1.

"Artinya tetap di Banguntapan. Tapi ini sebuah pilihan, kita serahkan kepada siswa tersebut atau kepada orangtua," ujar Didik.

Kondisi anak saat ini menurut Didik saat ini sudah membaik tetapi masih membutuhkan waktu untuk kembali normal.

Saat ini, siswi didampingi oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) wilayah DIY dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlinduga Anak dan Pengendalian Penduduk (DP2AP2) DIY.

"Tadi disampaikan kondisi anak sudah mulai membaik tapi memang perlu waktu. Jadi mudah-mudahan segera bisa aktivitas kembali, kalau masuk sekolahnya belum," kata dia.

Baca juga: Pemerintah DIY Jamin Seragam Jilbab Tak Pengaruhi Akreditasi Sekolah

Agar kejadian ini tidak terulang lagi, Disdikpora DIY berencana memnentuk satuan tugas lintas sektor.

"Untuk mengantisipasi supaya tidak terjadi lagi dan kami berharap ini adalah kejadian terakhir. Kami akan membentuk seperti amanah di dalam peraturan menteri no 82 tahun 2015 tentang penanggulangan kekerasan di tingkat satuan kami membntuk semacam satuan tugas lintas sektor," kata dia.

Sebelumnya, rekonsiliasi telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan mempertemukan pihak SMA Banguntapan 1 dan orangtua siswi.

Dalam rekonsiliasi ini kedua belah pihak telah sepakat berdamai.

Kepala SMA Banguntapan 1 Agung Istiyanto mengatakan bahwa pihaknya telah berdamai dengan orangtua siswi.

Ia berharap dengan diselesaikannya dengan cara damai ini sekolah dapat memberikan ketenangan bagi sekolah maupun siswa dalam belajar.

"Yang pasti sekolah kami pingin tenang lagi belajar. Anaknya tenang belajar bapak gurunya tenang belajar itu aja. Kami sudah berbaikan," kata dia, Rabu (10/8/2022).

Terkait dengan sanksi dia menyerahkan semuanya ke BKD, ia percaya bahwa BKD akan memberikan keputusan yang terbaik baginya dan 3 guru lain.

"Saya serahkan dinas. Dinas kan bapak kami. Kami percaya sama dinas yang terbaik buat kami," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Pindah ke Sleman, Sering Lari Pagi dan Bersepeda

Ganjar Pindah ke Sleman, Sering Lari Pagi dan Bersepeda

Yogyakarta
Hilang di Sungai Oya Gunungkidul, Siswa SD Dicari Menggunakan Drone

Hilang di Sungai Oya Gunungkidul, Siswa SD Dicari Menggunakan Drone

Yogyakarta
30 Kilogram Bahan Petasan di Bantul Disita, 3 Orang Ditangkap

30 Kilogram Bahan Petasan di Bantul Disita, 3 Orang Ditangkap

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Yogyakarta
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Yogyakarta
Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta
Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Yogyakarta
Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Yogyakarta
Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com