KOMPAS.com - Kasus seorang siswi diduga dipaksa memakai jilbab di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Banguntapan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), masih jadi sorotan.
Siswi tersebut sempat alami depresi dan harus mendapat pendampingan psikologis.
Kepala KPAI Kota Yogyakarta Sylvi Dewanjani mengatakan, kondisi siswi tersebut telah membaik.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) beberkan soal potensi gempa bumi dan tsunami 10 meter di Cilacap, Jawa Tengah.
Berikut ini berita populer Yogyakarta:
Sylvi menjelaskan, pihaknya telah menindaklanjuti kasus siswi diduga dipaksa pakai jilbab di SMAN 1 Banguntapan, Bantul, DIY.
"Anak sudah dapat pendampingan psikologis, sekarang dalam kondisi stabil," katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (2/8/2022).
Saat ini, katanya, siswi tersebut telah dipindah ke sekolah baru.
Baca berita selengkapnya: KPAI Kota Yogyakarta Ungkap Kondisi Siswi yang Dipaksa Pakai Jilbab
Kepala Ombudsman RI Perwakilan DI Yogyakarta Budhi Masturi saat dihubungi, Selasa (2/08/2022), menjelaskan, pihaknya terus memantau kasus itu dan telah meminta dua guru BK SMA Negeri Banguntapan, Kabupaten Bantul datang ke kantor.
"Iya kita sudah menyampaikan surat untuk minta guru BK hadir di kantor ORI besok Rabu," ujarnya.
Selain itu, Ombudsman juga berencana akan memanggil wali kelas. Selain itu, juga guru agama di SMA Negeri I Banguntapan, Bantul.
Baca berita selengkapnya: Ombudsman Panggil Dua Guru BK SMAN I Banguntapan Terkait Dugaan Pemaksaan Penggunaan Jilbab
Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie menjelaskan soal potensi gempa bumi dan tsunami di Cilacap.
Sementara BMKG terus melakukan monitoring aktivitas gempa bumi dan tsunami di Indonesia.
"Potensi gempabumi dengan magnitudo 8,7 (di selatan Cilacap) bukanlah prediksi, sehingga kapan terjadinya tidak ada yang tahu," ujar Ajie.
Baca berita selengkapnya: Soal Potensi Tsunami 10 Meter di Cilacap, BMKG Minta Masyarakat Tetap Tenang
Raja Muhammad Hayuri Islami menjadi mahasiswa termuda UGM pada tahun ini. Remaja asal Pekanbaru, Riau, itu jadi mahasiswa UGM pada usia 15 tahun 11 bulan 11 hari.
"Saya bangga dan senang bisa masuk UGM," ujar Raja dalam keterangan tertulis Humas UGM, Senin (1/8/2022).
Raja menceritakan, ia bisa masuk jenjang perguruan tinggi di usia 15 tahun karena didaftarkan masuk bangku sekolah dasar pada usia 5 tahun.
Baca berita selengkapnya: Kisah Raja, Masuk UGM Usia 15 Tahun, Jadi Mahasiswa Termuda
(Penulis : Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain, Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor : Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.