Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai Menurun, Kasus Harian PMK di Sleman Jadi 24-60 Per Hari

Kompas.com - 22/07/2022, 16:36 WIB
Wijaya Kusuma,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, menyatakan adanya penurunan kasus harian penyakit mulut dan kuku (PMK), dengan tercatat 24-60 per hari.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Suparmono, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

"Setelah berjalan lebih dari 2 bulan, pasca Hari Raya Idul Adha 2022 penambahan kasus harian sudah mulai menurun 24-60 kasus per hari," ujar Suparmono, Jumat (22/7/2022).

Baca juga: Terjangkit PMK, Satu Ekor Kerbau Bule Kiai Slamet Keraton Solo Mati

Suparmono mengatakan, penurunan kasus harian ini karena Sleman menerapkan biosecurity yang ketat. Selain itu, penanganan ternak yang sakit dengan pengobatan.

Berdasarkan data per 21 Juli 2022 pukul 12.00 WIB, total ternak yang ada di Kabupaten Sleman 5.529 ekor.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.271 ekor di antaranya terpapar PMK. Kemudian sembuh 1.080, mati 153 ekor, dan potong bersyarat 25 ekor.

Meski kasusnya menurun di angka 24-60 per hari, pemerintah kabupaten masih menganggap penyebarannya cukup tinggi.

Jadi, pemkab menetapkan SK Bupati Sleman nomor 43.1/Kep.KDH/A/2022, tanggal 1 Juli 2022 tentang Status Siaga Darurat PMK di Kabupaten Sleman dan SK Bupati nomor 44/Kep.KDH/A/2022 tanggal 4 Juli 2022 tetang Satuan Tugas Penanganan PMK.

Suparmono mengatakan, penanganan PMK di lapangan dilaksanakan rutin. Termasuk, melakukan disinfeksi di kandang ternak.

Baca juga: Capaian Vaksinasi PMK di Lumajang Rendah, Kadis PKP: Kami Kesulitan Temukan Sapi yang Sehat

Pada Jumat ini, disinfeksi kandang ternak dilakukan di tiga wilayah kapanewon, yakni Pakem, Cangkringan, dan Turi.

"Dukungan disinfektan berupa jenis eco enzym sebanyak 450 sampai dengan 500 liter dari pengurus eco enzym Sleman. Sedangkan peralatan Hand sprayer dukungan dari Polda, BPBD Sleman dan dari Dinas maupun dari kelompok ternak," ungkapnya.

Kandang ternak yang akan disasar di tiga kapanewon ada di delapan titik lokasi, baik zona hijau, zona kuning, dan zona merah dengan menerapkan SOP dan ketentuan Biosecurity ketat.

Menurut Suparmono selain melakukan disinfektan juga akan memberikan informasi dan edukasi (KIE) kepada para peternak. Tujuanya agar para peternak mengetahui pentingnya desinfeksi dan manfaat Eco Enzym dalam penanggulangan PMK.

Baca juga: Peternak yang Terdampak PMK Akan Menerima Ganti Rugi dari Pemerintah, Begini Syaratnya

"Eco enzym kami bagikan kepada kelompok ternak untuk dapat melakukan desinfeksi mandiri terutama untuk kandang-kandang di zona merah," tegasnya.

Sementara terkait dengan vaksin PMK, lanjut Suparmono, Kabupaten Sleman sudah menerima 3.900 dosis dari Kementerian Pertanian (Kementan).

"Peruntukkannya, 800 dosis untuk vaksinasi tahap kedua dosis pertama, akan dilaksanakan Selasa 26 Juli 2022. Sedangkan 3.100 dosis merupakan vaksin tahap pertama dosis kedua akan dilaksanakan pada 2-4 Agustus 2022," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

KPU Bantul Tetapkan 45 Nama Caleg Terpilih, Berikut Daftar Namanya

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Yogyakarta
Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Yogyakarta
Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting 'Charger' HP

Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting "Charger" HP

Yogyakarta
Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Yogyakarta
UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

Yogyakarta
Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Yogyakarta
Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Yogyakarta
YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

Yogyakarta
Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com