Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batu Mirip Yoni Jadi Alas Penampung Air Wudu, Pemilik Tak Ingin Menjualnya meski Sudah Ditawar

Kompas.com - 15/07/2022, 22:02 WIB
Dani Julius Zebua,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Batu serupa kubus tergeletak di tengah pekarangan rumah warga pada Pedukuhan Pengasih, Kalurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Batu tersebut memiliki panjang sisi 50 cm. Selain itu, tampak ornamen, pahatan, dan cekungan di beberapa bagian permukaan batu.

Benda dari batu andesit itu seperti memiliki nilai arkeologis karena mirip yoni. Sayangnya, batu sudah berlumut, banyak bagian terkikis, juga banyak kerusakan.

“Dulu digunakan sebagai landasan (tiang penyangga) padasan (tempayan penampungan air wudu). Semula di bawah pohon kemuning kemudian pindah ke sini,” kata Heru Nugroho (60), mantan guru olahraga SD Negeri Karangsari, Pengasih, Jumat (15/7/2022).

Baca juga: Yoni Berkepala Kura-kura di Jalan Tol Yogyakarta-Solo Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno Abad 8-9

Heru mengakui benda itu seperti memiliki nilai arkeologis. Pasalnya, hal ini dipertegas dengan kedatangan petugas dari Dinas Kebudayaan dan BPCB Yogyakarta di masa lalu.

Mereka datang lalu mencatat keberadaan yoni ini. Namun, tidak ada kelanjutannya setelah itu.

Akhirnya, yoni dimanfaatkan untuk apa pun, termasuk jadi tiang padasan. Yoni juga dipindah-pindah meski masih dalam pekarangan rumah karena keperluan pemanfaatan lahan.

Heru tidak berniat menjualnya meski banyak orang sudah menawar untuk membeli.

“Pernah ada orang datang mau beli batu ini. Katanya untuk hiasan kolam. Saya katakan bahwa benda ini tidak dijual,” kata Heru.

Dia mengungkapkan bahwa yoni tersebut sudah ada di pekarangan rumah sejak dirinya masih kecil. Ia mengingat cerita Mardi Suwignyo, ayahnya, bahwa batu itu dulunya ada dua dan terletak di belakang rumah.

Tempat di mana ada dua batu serupa itu dikembangkan sebagai lokasi perikanan kolam. Tidak lama kemudian, kolam tergusur ganti saluran irigasi. Pembangunan itu membuat salah satu batu jadi terkubur.

“Satu batu lagi sampai ke sini dengan cara digulingkan,” kata Heru.

Heru mengharapkan, batu yoni ini mendapat perhatian pemerintah. Keinginan ini karena ia berharap batu tidak rusak apalagi hilang. Maka dari itu, perlu kepastian dari pemerintah agar perawatannya menjadi lebih mudah.

“Pada saat itu petugas datang, mencatat, dan hanya berpesan untuk merawat dan menjaga jangan sampai hilang,” kata Heru.

Kepala Seksi Warisan Budaya Benda, Bidang Warisan Budaya, Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Kulon Progo Zucriyah mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti keberadaan benda yang diperkirakan warisan budaya di Pengasih.

Semua diawali dengan mencari tahu pendataan atau inventarisasi yang sudah dilakukan BPCB Yogyakarta.

“Kita akan melaporkan penemuan batu yoni di Pengasih ini. Kebetulan ada sidang TPCB (tim penetapan cagar budaya) sebagai sidang rekomendasi penetapan benda cagar budaya di Disbud Kulonprogo. Kita akan sampaikan di sana,” kata Zucriyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Pemkot Yogyakarta Terapkan Strategi Bermain Dakon untuk Antisipasi Penumpukan Sampah

Yogyakarta
Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Mahasiswa yang Meninggal Usai Latihan Bela Diri Alami Luka di Usus, Diduga Akibat Tendangan

Yogyakarta
Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting 'Charger' HP

Rumah di Klaten Terbakar Saat Pemiliknya Shalat Jumat, Diduga Akibat Korsleting "Charger" HP

Yogyakarta
Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Penjelasan BPS soal Nangka Muda Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Yogyakarta

Yogyakarta
UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

UGM Telusuri Laporan Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah

Yogyakarta
Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Ditinggal Nonton Indonesia Vs Irak, Kandang Ternak di Gunung Kidul Hangus Terbakar

Yogyakarta
Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Ini 45 Caleg Terpilih di Gunungkidul, Wajib Serahkan LHKPN Sebelum Dilantik

Yogyakarta
YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

YIA Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Asita Minta Penerbangan Luar Negeri Ditambah

Yogyakarta
Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Pengukuran Lahan Terdampak Pembangunan Tol Yogyakarta-YIA Mulai Dilakukan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Dikabarkan Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot di Partai Golkar, Singgih: Siapa yang Bilang?

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com