Kawah Sikidang adalah salah satu obyek wisata alam yang ada di kawasan Dieng. Kawah ini dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik.
Di kompleks Kawah Sikidang ada sumur-sumur pengeboran yang disalurkan lewat pipa dan ditampung di PLTPB Sikunang yang menggerakkan turbin hingga menghasilkan tenaga listrik.
PLTB Sikunang (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) terdapat di komplek kawah Sikidang.
Pembangkit listrik ini memanfaatkan panas bumi yang dihasilkan dari kawah dengan melakukan pengeboran-pengeboran yang disalurkan lewat pipa dan ditampung di PLTB Sikunang untuk menggerakkan turbin guna menghasilkan tenaga listrik.
Namun proyek PTB Sikunang sempat ditutup karena menimbulkan polusi suara bagi masyarakat Desa Sikunang.
Selain itu sempat ada kecelakaan yang dimungkinkan karena gas beracun yang memakan korban 14 orang.
Baca juga: Info Wisata Kawah Sikidang Dieng , Harga Tiket dan Asal-usul
Dahulu untuk menuju sumur Jalatunda harus melewati daerah Batur. Namun jalan itu ditutup karena ada musibah gas beracun dari kawah Sinila.
Sumur Jalatunda memiliki diameter 100 meter dengan kedalaman 90 meter.
Sumur tersebut terbentuk dari hasil eksplosif tunggal yang sangat dahsyat dari gunung api sehingga lubang sumur menyerupai kerucut.
Setelah terjadi eksplosif, lubang tersebut tersumbat oleh material sedimentasi hingga lubang terisi air hujan secara terus menerus.
Menurut mitos setempat, bila seseorang mampu melemparkan batu ke tebing (bagian pinggir sumur) maka akan tercapai segala keinginannya.
Baca juga: Embun Upas Dieng Bisa Dilihat sampai 10 Juli 2022
Telaga Merdada adalah kepundan yang kemudian terisi air.
Telaga ini terjadi akibat letusan eksplosif yang dahsyat sehingga kepundan gunung api terlempar. Karena sedimentasi maka lubang kepundan terisi lumpur dan kemudian terisi air.
Telaga Merdada semakin dangkal karena banyak endapan-endapan dari material yang tererosi.
Telaga Merdada digunakan oleh petani dalam pengairan pertanian. Mereka mengambil air di telaga Merdada dengan menggunakan tenaga diesel
Air yang ada dalam awah banyak mengandung bahan organik dan mineral yang
terbawa aliran permukaan dari gunung-gunung di daerah sekitarnya. Material-material tersebut mempunyai warna yang berbeda-beda.
Hal itu yang menyebabkan air di Telaga Warna terdiri dari beberapa warna. Warna yang paling dominan adalah warna hijau dan hitam. Dari dasar air juga banyak keluar gelembung- gelembung kecil dan berbau belerang.
Baca juga: 7 Tempat Wisata di Dieng, dari Telaga Warna, Kompleks Candi, hingga Museum
Telaga Balekambang sangat dekat dengan Terminal Dieng. Namun telaga tersebut hampir hilang setelah mengalami pendangkalan yang terjadi karena berkurangnya volume air.
Selain itu oleh masyarakat, telaga tersebut digunakan sebagai lahan pertanian.
Padahal di tahun 1983, Telaga Balekambang layaknya telaga dengan daerah luas yang tergenang air.
Gua ini adalah bekas kawah yang ditutupi ole vegetasi. Bekas lubang pengeluaran masih nampak dan dari lubang-lubang tersebut keluar gas beracun.
Di dekat gua terdapat makam seorang Jerman yakni Herman Kelier yang meninggal tahun 1883. Makam Herma Kelier adalah batas pengunjung menyaksikan gua.
Ada legenda yang menceritakan kawasan itu didiami oleh makhluk halus yang dapat
mengubah penglihatan orang yang datang sehingga melihat sebuah kerajaan yang megah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.