Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grebeg Besar, Tradisi Berebut Gunungan di Keraton Yogyakarta saat Memperingati Hari Raya Idul Adha

Kompas.com - 30/06/2022, 20:51 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Grebeg Besar adalah tradisi yang dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah atau bulan Besar dalam Bahasa Jawa, untuk memperingati Hari Raya Idul Adha.

Grebeg Besar yang dihelat oleh Keraton Yogyakarta identik dengan adanya gunungan yang akan diarak oleh ratusan prajurit, sehingga dikenal pula dengan nama Grebeg Gunungan.

Baca juga: Plengkung Wijilan, Gerbang di Kawasan Keraton Yogyakarta yang Identik dengan Kuliner Gudeg

Gunungan memang menjadi ciri khas tradisi Grebeg Besar, yang nantinya akan disebar Keraton Yogyakarya ke 3 lokasi yang berbeda.

Baca juga: Grebeg Besar Demak, Tradisi Jelang Idul Adha di Masjid Agung Demak

Salah satu lokasinya yaitu di depan Masjid Gedhe Kauman di mana nantinya setelah selesai didoakan oleh takmir masjid biasanya gunungan akan ludes diperebutkan warga dan wisatawan hanya dalam hitungan menit.

Baca juga: Mepe Kasur, Tradisi Suku Osing Kemiren Banyuwangi Jelang Idul Adha

Sebagian warga percaya bahwa bagian gunungan yang diperebutkan merupakan sarana penolak bala, bisa memberi keberkahan dan kesehatan, bahkan bisa menyuburkan tanaman pertanian.

Sejarah tradisi Grebeg Besar di Keraton Yogyakarta

Menilik sejarahnya, Tradisi Grebeg Besar pertama kali digelar oleh di Keraton Yogyakarta pada masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono I di tahun 1725 Masehi.

Sebutan Garebeg atau yang umumnya disebut 'Grebeg' berasal dari kata 'gumrebeg', yang mengacu kepada deru angin atau keramaian yang ditimbulkan masyarakat pada saat berlangsungnya tradisi ini.

Tradisi Grebeg Besar yang digelar untuk memperingati Hari Raya Idul Adha ini menjadi simbol perpaduan budaya Jawa dan ajaran Islam yang dianut oleh mayoritas masyarakat Yogyakarta.

Berbeda dengan Hari Raya Idul Adha yang dilaksanakan secara nasional di lingkungan Keraton Yogyakarta, penentuan Hari Raya Idul Adha di lingkungan Keraton Yogyakarta ini merujuk pada penanggalan buatan Sultan Agung.

Grebeg Besar menjadi salah satu cara melestarikan tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun.

Adapun gunungan berisi berbagai macam hasil bumi seperti roti gandum, kacang panjang, cabai, bawang, dan lain-lain yang disusun menyerupai gunung membentuk kerucut menjadi bentuk ucapan syukur atas berkah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa melalui hasil bumi yang melimpah.

Adapun selain Selain Grebeg Besar, Keraton Yogyakarta juga menggelar tradisi Grebeg Syawal dan Grebeg Mulud, pada Hari Raya Idul Fitri dan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tahunnya.

Perayaan Grebeg Besar menggunakan tujuh gunungan

Pada tradisi Grebeg Besar Keraton Yogyakarta akan ada tujuh gunungan hasil bumi yang akan diarak oleh para prajurit.

Ketujuh gunungan tersebut terdiri dari satu Gunungan Lanang, Wadon, Gepak, Darat, dan Pawohan dan dua Gunungan Kakung.

Lima gunungan akan diarak menuju Masjid Gedhe Kauman, sementara dua Gunungan Kakung akan diarak menuju Kantor Kepatihan dan Pura Pakualaman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Yogyakarta
PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

Yogyakarta
5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

Yogyakarta
Soal 'Snack Lelayu' KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Soal "Snack Lelayu" KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Yogyakarta
Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Yogyakarta
Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Yogyakarta
Kasus Korupsi Selesai, Kejari Gunungkidul Kembalikan Rp 470 Juta ke RSUD Wonosari

Kasus Korupsi Selesai, Kejari Gunungkidul Kembalikan Rp 470 Juta ke RSUD Wonosari

Yogyakarta
Viral, Video Warga Lempar Sampah ke Truk, DLHK Kota Yogyakarta: Masyarakat Enggak Sabar

Viral, Video Warga Lempar Sampah ke Truk, DLHK Kota Yogyakarta: Masyarakat Enggak Sabar

Yogyakarta
Hasil Rekonstruksi Suami di Gunungkidul Membunuh Istri Saat Tidur

Hasil Rekonstruksi Suami di Gunungkidul Membunuh Istri Saat Tidur

Yogyakarta
Gerindra dan PDI-P Gunungkidul Buka Peluang Kader Maju Pilkada

Gerindra dan PDI-P Gunungkidul Buka Peluang Kader Maju Pilkada

Yogyakarta
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Ganjar: Tunggu Prosesnya

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Ganjar: Tunggu Prosesnya

Yogyakarta
5 Orang Ambil Formulir Calon Bupati Penjaringan Golkar, Ada Mantan Wakil Bupati Kulon Progo

5 Orang Ambil Formulir Calon Bupati Penjaringan Golkar, Ada Mantan Wakil Bupati Kulon Progo

Yogyakarta
Anggota DPR/DPRD, Pegawai BUMN, dan ASN Wajib Mundur Jika Ikut Pilkada

Anggota DPR/DPRD, Pegawai BUMN, dan ASN Wajib Mundur Jika Ikut Pilkada

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com