Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.811 Ternak di Bantul Terpapar PMK, 16 Ekor Dipotong Paksa

Kompas.com - 23/06/2022, 18:14 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, menyebutkan 1.811 ekor ternak terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). Namun beberapa di antaranya sudah sembuh dari PMK. 

"Ada 1.811 ternak terpapar. Dari jumlah tersebut sudah sembuh ada 140 ekor sapi," kata Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo saat dihubungi melalui sambungan telepon Kamis (23/6/2022).

Dikatakannya hingga saat ini ada 16 ekor ternak yang dipotong paksa akibat PMK. Lalu sebanyak 6 ekor mati.

Menurut dia, ternak yang dipotong paksa aman dikonsumsi selama bagian kepala, jeroan dan kaki dibuang. Pasalnya tiga bagian itu tidak boleh dikonsumsi.

"Aman, tidak apa-apa karena itu bukan zoonosis," kata Joko.

Joko menyebut adanya PMK dan tingginya permintaan jelang Idul Adha harga membuat harga ternak melonjak tajam.

Dia mengatakan jika pada Idul Adha tahun 2021 satu ekor sapi kurban harganya sekitar Rp 20 juta maka saat sudah tembus Rp 28 juta.

"Ini kan sesuai hukum ekonomi karena permintaan banyak tapi ketersediaan stok menipis," kata dia.

Baca juga: Ampuh Sembuhkan PMK, Peternak Sapi Perah di Lembang Gunakan Ramuan dari Bahan Dapur

Sebelumnya, Salah satu pedagang hewan kurban di Kabupaten Bantul, Agus Sriyono mengatakan, dampak PMK menyebabkan harga hewan kurban naik cukup signifikan dibandingkan tahun 2021 lalu.

Dia mencontohkan, harga sapi kurban pada pada tahun 2021 kemarin dalam kisaran Rp 22 juta per ekor. Sementara saat ini harganya sudah menyentuh hampir Rp 26 juta hingga Rp 28 juta per ekornya.

Namun demikian, meski harga naik tetapi stok tidak ada.

"Seperti pekan lalu 150 ekor sapi untuk kurban sudah habis terjual tapi sekarang sudah tidak ada lagi stok sapi," kata Agus.

Pengawas dan pencari sapi di Segoroyoso, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul, Arwan Widodo mengaku kenaikan harga sapi menyebabkan penurunan penyembelihan. Hal ini karena permintaan menurun.

Dia mengatakan biasanya menyembelih 2 kwintal sapi. Namun sekarang dia hanya menyembelih 1,5 kwintal.

"Harga sapi memang naik, itu yang di pasar-pasar. Tapi kalau di desa-desa masih standar kok," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Pindah ke Sleman, Sering Lari Pagi dan Bersepeda

Ganjar Pindah ke Sleman, Sering Lari Pagi dan Bersepeda

Yogyakarta
Hilang di Sungai Oya Gunungkidul, Siswa SD Dicari Menggunakan Drone

Hilang di Sungai Oya Gunungkidul, Siswa SD Dicari Menggunakan Drone

Yogyakarta
30 Kilogram Bahan Petasan di Bantul Disita, 3 Orang Ditangkap

30 Kilogram Bahan Petasan di Bantul Disita, 3 Orang Ditangkap

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Ratusan Hewan di Gunungkidul Divaksinasi Antraks

Yogyakarta
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Tengah, 29 Maret 2024

Yogyakarta
Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta Peringkat Empat Tujuan Mudik Lebaran, Polda DIY Siapkan Rekayasa Lalu Lintas

Yogyakarta
Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Kantor Disnakertrans DIY Digeruduk Massa, Didesak soal Penerbitan SE Gubernur untuk THR bagi Ojol dan PRT

Yogyakarta
Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Saat Ganjar Pranowo Resmi Ber-KTP Sleman...

Yogyakarta
Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Jelang Lebaran, Polres Gunungkidul Siapkan Satgas Ganjal Ban

Yogyakarta
Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com