Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Yogyakarta Segera Berlakukan Jam Malam bagi Anak di Bawah Umur

Kompas.com - 23/06/2022, 15:14 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta segera memberlakukan jam malam bagi anak di bawah usia 18 tahun. Kebijakan ini untuk mengantisipasi anak-anak terlibat dalam kejahatan jalanan.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta Sumadi menjelaskan, jam malam yang dimaksud bukanlah seperti jam malam dalam keadaan perang. Jam malam ini bertujuan agar interaksi antara orangtua dan anak semakin dekat.

"Karena hasil surveinya itu gini, kegiatan jalanan, anak berhadapan dengan hukum, klitih dan macam-macam itu sebenarnya bukan persoalan dari anak keluarga yang tidak punya. Tetapi, justru pokok pangkalnya adalah persoalan di keluarga. Interaksi antarkeluarga yang kurang," kata Sumadi ditemui di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (23/6/2022).

Ia mencontohkan hubungan anak dengan orangtua, anak dengan saudara, dan anak dengan tetangga yang kurang harmonis. Menurut dia, adanya jam malam ini diharapkan dapat menghidupkan kembali komunikasi antara anak dan keluarga.

"Maka, kita beri batasan anak tidak boleh keluar malam," imbuh dia.

Baca juga: 7 PMI Ilegal Asal Bima Tujuan Arab Saudi Dicegat Petugas, 5 di Antaranya Anak di Bawah Umur

Jam malam bagi anak-anak di bawah ini akan dibarengi dengan program lain dari Pemkot Yogyakarta. Pemkot Yogyakarta berencana menyiapkan program-program yang mendukung interaksi anak.

Terkait pengawasan jam malam, tidak hanya dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), tetapi juga melibatkan pihak kepolisian.

"Tidak hanya Satpol PP. Nanti salah satu memang akan pengawasan Pol PP, tetapi kita mengikutkan juga teman-teman dari Polres. Kebetulan di Polresta itu ada kegiatan polsek ramah anak," ujar dia.

Sumadi menambahkan, dari hasil survei yang telah dilakukan, anak-anak membutuhkan eksistensi atau diakui di lingkungannya. Maka dari itu, dibutuhkan sarana untuk menyalurkan di bidang seni budaya hingga kerohanian keagamaan.

"Maka, kami menyiapkan program seperti mengoptimalkan edupark yang ada di wetan (timur) XT Square itu. Di sana sudah ada ruang, lahannya hanya mungkin kegiatannya belum. Nanti di sana misal kita beri ruang untuk berekspresi kesenian dan sebagainya," jelas Sumadi.

Tak hanya di XT Square, Pemkot Yogyakarta juga berencana memanfaatkan ruang-ruang terbuka publik., seperti ruang terbuka publik yang ada di tiap kapanewon (kecamatan).

"Termasuk tadi saya mengusulkan di antaranya jalan Ipda Tut Harsono, depan rumah dinas itu kan ada ruang yang coba di situ dimanfaatkan ada ruang yang sehat. Nanti ditutup mulai sore sampai dengan sekitar jam 9. Anak-anak itu nanti butuhnya ekspresi bidang apa ya, kesenian ya nanti kita tampilkan di sana," kata dia.

Bahkan, menurut dia, Jalan Ipda Tut Harsono dapat digunakan untuk olahraga seperti skateboard.

"Jadi kita melakukan upaya-upaya tidak hanya dalam rangka tadi melarang, tetapi kita mencoba itu salah satu upaya mereka tidak keluyuran," katanya.

Pemanfaatan ruang terbuka publik tidak hanya pada akhir pekan, tetapi juga di hari biasa saat sore.

"Saya tadi minta yang mulai sore sudah ditutup karena itu kan sepenggal jalan penghubung. Anak-anak bisa bermain di sana. Ya hasil penelitian itu mereka butuh eksistensinya diakui, di bidang kesenian, kebudayaan, kerohanian, peribadatan, olahraga kita beri ruang mereka," papar Sumadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Yogyakarta
Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Yogyakarta
Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Yogyakarta
Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Yogyakarta
Nekat Merokok, 11 Penumpang KAI Diturunkan Paksa sepanjang 2024

Nekat Merokok, 11 Penumpang KAI Diturunkan Paksa sepanjang 2024

Yogyakarta
Mesum di Sekolah, Dua Guru di Gunungkidul Dipecat

Mesum di Sekolah, Dua Guru di Gunungkidul Dipecat

Yogyakarta
Viral, Video Roda Depan Dicuri tetapi Sepeda Motor Ditinggal di Yogyakarta

Viral, Video Roda Depan Dicuri tetapi Sepeda Motor Ditinggal di Yogyakarta

Yogyakarta
3 Bocah di Gunungkidul Diamankan Polisi, Curi Kotak Infak untuk Beli Bensin dan Rokok

3 Bocah di Gunungkidul Diamankan Polisi, Curi Kotak Infak untuk Beli Bensin dan Rokok

Yogyakarta
13 Pengedar Obat Terlarang di Yogyakarta Ditangkap, Modus Dijual Lewat Facebook

13 Pengedar Obat Terlarang di Yogyakarta Ditangkap, Modus Dijual Lewat Facebook

Yogyakarta
Fakta di Balik Penggerebekan 3 Pabrik Pil Koplo Beromzet Ratusan Miliar Rupiah di Semarang

Fakta di Balik Penggerebekan 3 Pabrik Pil Koplo Beromzet Ratusan Miliar Rupiah di Semarang

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com