Dia juga mendatangi rumah-rumah warga yang memiliki anak hendak masuk ke jenjang SD.
"Kita bergerilya juga ke TK, rumah warga agar anak-anaknya mau masuk SD ke Bongsren," kata dia kepada wartawan
Kerto mengaku menargetkan 20 anak setiap tahunnya untuk menarik siswa belajar ke SDN Bongsren.
Kepala Dinas Pendidikan Bantul Isdarmoko mengatakan, dari data yang dia peroleh, jumlah SD yang kekurangan murid atau mendapatkan kurang dari 10 murid ada 24 sekolah.
Total ada 281 SD Negeri dan jika ditambah dengan SD yang swasta menjadi 364 sekolah.
"Bongsren itu lebih bagus sekarang dapat 8, ada yang hanya 4, ada yang 5 muridnya," kata Isdarmoko.
Baca juga: PPDB Jateng Hari Pertama Ada 1.500 Pendaftar, 500 Terverifikasi
Dijelaskannya, masih banyak SD di Bantul yang kekurangan murid, pihaknya sudah melakukan pemetaan regrouping sekolah.
Diakuinya, wacana regrouping sekolah ini banyak masyarakat yang tidak iklas sekolah di lingkungannya ditutup.
Isdarmoko mengatakan, dengan minimnya murid hal ini sebenarnya pemborosan anggaran operasional sekolah, sebelum dilakukan keputusan regrouping perlu koordinasi lebih lanjut.
"Sebenarnya ini pemborosan anggaran, tetapi ini tadi ada masalah dengan masyarakat sebelum ada komitmen keputusan bupati (diregrouping) masih kita layani. Tetapi kalau muridnya 1 rombel (rombongan belajar) kurang dari 10 prihatin," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.