YOGYAKARTA,KOMPAS.com- SD Negeri Bongsren di Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Bantul, DI Yogyakarta hanya mendapatkan 8 siswa dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Berbagai upaya dilakukan agar sekolah tetap berdiri dan tidak di-regrouping dengan sekolah lain.
Salah seorang guru SDN Bongsren Wiwik Budiani mengatakan, sampai akhir proses PPDB, sekolahnya mendapatkan 8 orang siswa.
Baca juga: Lulusan TK di Gunungkidul Separuh Daya Tampung SD, Banyak Sekolah Kekurangan Murid
Menurut Wiwik, murid di sekolahnya hanya berasal dari Padukuhan Bongsren, selain itu banyak SD yang jaraknya tak begitu jauh.
Ada sekitar 4 SD yang mengitari SDN yang terletak di samping area persawahan ini.
Selain itu, program keluarga berencana (KB) membuat keluarga padukuhan itu memiliki anak sedikit.
Selain itu, Taman Kanak-kanak yang tepat di samping SD hanya meluluskan 4 anak, itupun yang satu rumahnya cukup jauh dari sekolah.
"Sehingga yang kami ampu cuma daerah sini," kata Wiwik ditemui di SDN Bongsren Selasa (21/6/2022).
Baca juga: SD Negeri di Solo Terapkan Kurikulum Merdeka, Pembelajaran Sesuai Potensi Anak Didik
Berbagai upaya dilakukan agar sekolah ini tetap memiliki murid. Salah satunya pihaknya rutin setahun sekali menggelar pertemuan dengan tokoh masyarakat Padukuhan Bongsren.
Hal ini dilakukan agar anak-anak tidak keluar padukuhan untuk bersekolah SD N Bosren. Tokoh masyarakat juga tidak ingin sekolah diregrouping.
Selain itu, pihaknya sudah mewanti-wanti lulusan TK agar sekolah di SDN Bongsren.
"Tahun depan TK meluluskan 10 anak," kata dia.
Selain itu salah satu tokoh masyarakat juga menyediakan bantuan RP 100.000 bagi anak yang mendaftarkan ke SDN Bongsren.
"Sudah ketiga kalinya (diberi uang Rp 100.000) memberi dukungan," kata Wiwik.
Pemberi uang yang merupakan Dukuh periode 1994-2014 Kertorejo mengatakan, pemberian uang ini untuk mempertahankan sekolah tersebut.