KOMPAS.com - Plengkung Gading merupakan salah satu bangunan bersejarah di sekitar Keraton Yogyakarta yang kerap dilewati oleh wisatawan.
Lokasi Plengkung Gading terletak di sebelah selatan Keraton Yogyakarta, atau sekitar 300 meter jika ditempuh dari alun-alun kidul.
Baca juga: Tradisi Masangin dan Mitos Melewati Pohon Beringin Kembar di Alun-Alun Kidul Yogyakarta
Plengkung Gading tidak hanya menjadi gerbang yang harus dilewati sebelum masuk dan keluar dari kawasan Jeron Beteng di sekitar Keraton Yogyakarta.
Baca juga: Keraton Yogyakarta Ganti Pasir di Alun-alun Utara
Namun bangunan plengkung atau gapura ini juga menyimpan beberapa fakta menarik yang bisa disimak oleh wisatawan yang akan melewatinya.
Baca juga: Sejarah dan Makna Lambang Keraton Yogyakarta yang Dibuat Tahun 1921
Dilansir dari Tribunnews Wiki, Plengkung Nirbaya dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I atau Pangeran Mangkubumi.
Plengkung Gading ini menjadi bagian dari Benteng Baluwerti Keraton Yogyakarta yang dibangun pada 1782 Masehi.
Tak banyak yang tahu jika nama Plengkung Gading sebenarnya adalah Plengkung Nirbaya, yang berasal dari kata "nir" yang artinya tidak ada, dan kata "baya" yang berarti bahaya.
Secara filosofi, keberadaan plengkung ini memberi arti bahwa tidak adanya bahaya yang mengancam.
Dilansir dari laman Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Plengkung Gading adalah nama yang diambil dari lokasi di mana plengkung atau gerbang ini didirikan, yaitu di daerah Gading.
Sementara menurut laman Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, istilah Gading berasal dari warna pintu tersebut yang memiliki warna putih atau Gading.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.