KULON PROGO, KOMPAS.com - Perkenalan Nurohman, pria asal Kulon Progo, DI Yogyakarta, dengan warga Singapura, Samuel, benar-benar mengubah hidupnya.
Sebabnya, dari relasi itu, Nur, sapaan akrabnya, kini bisa membantu orangtuanya untuk melunasi utang. Bahkan membangun rumah mereka.
Dari perkenalan yang terjadi pada 2014 silam, Nur dipercaya untuk mengontrol kebutuhan perangkat keras maupun lunak.
Nantinya, dia memastikan semua perangkat tersebut terpasang, kemudian mengendalikannya dari jauh atau secara remote.
Usaha Samuel pun maju. Nur kemudian diajak untuk bergabung di perusahaan bernama Consap Pte Ltd yang berkantor pusat di Singapura. Usahanya terkait Internet of Things (IoT).
Bekerja sebagai engineering maintenance, Nur mengungkapkan gajinya tidak lebih besar dari PNS golongan 3A.
Meski begitu, dari bayaran yang didapat, dia menceritakan kini bisa membantu melunasi utang kedua orangtuanya.
Utang Sunardi (66) dan Sanikem (56) terjadi untuk mengungkap kematian anak kedua mereka, Nurohim, pada 2014 silam.
Pada saat itu, media memberitakan bahwa adik Nurohman ini tewas dengan luka berat, serta jauh dari rumah.
Baca juga: Hasil Kelola 50 Server di Berbagai Negara, Pemuda Desa di Kulon Progo Ubah Nasib Keluarga (2)
"Sekitar 60 juta. Tanah ini dijaminkan," kata Nur merujuk pada rumah dan tanah mereka di Kalurahan Banyuroto, Kapanewon Nanggulan, Kulon Progo.
Sayang, kasus tersebut pada akhirnya tidak terungkap, hanya menyisakan utang yang sulit mereka lunasi. Sunardi dan Sanikem harus menelan pil pahit kematian anak mereka tanpa kejelasan.
Sekarang, begitu Nurohman sudah bekerja menangani 50 server dari berbagai negara, dia mengambil alih utang ayah dan ibunya.
Kini, dia menjadi tulang punggung keluarganya untuk melunasi tunggakan mereka. Semua untuk membuat Sunardi dan Sanikem tenang. Tidak kembali mengingat kasus yang mengiris mereka.
Tidak hanya itu. Nur kemudian mengubah rumah yang tadinya hanya berdinding gedhek atau anyaman bambu menjadi batako. Meski baru sebagian dan belum diplester atau dicat.
Baca juga: Kisah Pilu Jumadil, Rumahnya Belum Rampung Dibangun Usai Gempa Tahun 2021, Kini Ambruk Lagi
Rumah mereka luasnya 56 meter persegi. Separuh hunian itu sudah dipasang batako di dindingnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.