Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai Naik karena Serangan "Pathek", Petani di Sleman Mengaku Tak Untung Besar

Kompas.com - 10/06/2022, 13:43 WIB
Wijaya Kusuma,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Tingginya harga cabai di wilayah Kabupaten Sleman disebabkan oleh stok yang terbatas. Minimnya stok cabai di Sleman karena tanaman adanya serangan pathek.

Pathek adalah penyakit yang disebabkan karena Jamur Colletotrichum atau Jamur Gloeosporium. Jamur penyebab pathek bisa berkembang pesat pada kelembapan di atas 90 persen dan suhu di bawah 32 derajat celcius.

Penyakit pathek pada cabai bisa menyerang hampir pada seluruh tanaman mulai dari ranting, daun, cabang hingga buah.

Baca juga: Harga Naik, Pedagang Jual Cabai dan Bawang Butiran, 1 Butir Rp 500

Salah satu petani cabai di Kecamatan Pakem, Turseno mengatakan, pathek biasanya menyerang saat musim hujan.

"Apalagi sampai saat ini hujan masih terjadi. Terutama malam hari kelembapan udara semakin tinggi, pathek merajarela," ujar Turseno saat dihubungi, Jumat (10/06/2022).

Turseno mengatakan telah menanam cabai di lahan seluas 1.500 meter. Dari luasan lahan tersebut, hampir semua tanaman cabai terserang pathek.

"Saya lumayan bisa panen 60-70 persen. Tetangga saya hanya bisa panen 30-40 persen," ungkapnya.

Dia mengatakan harga cabai di tingkat petani untuk cabai rawit merah Rp 78.000 per kilogram. Kemudian untuk cabe rawit varietas ori Rp 76.449 per kilogram. Lalu cabai rawit varietas ori kecil Rp 67.755 per kilogram.

Sementara itu super cabai merah kriting Rp 49.855 per kilogram, super 1 cabai merah kriting Rp 45.255 per kilogram dan elektra cabai merah kriting Rp 49.855 per kilogram.

Meski harga mengalami kenaikan, namun keuntungan petani tidaklah besar. Sebab petani harus mengeluarkan biaya ekstra untuk menangani pathek.

"Untuk obat pathek tadi saya beli habis Rp 274.000. Ya ada untung, tapi tidak seperti yang dibayangkan," urainya.

Sementara itu Plt Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Suparmono mengungkapkan harga cabai yang tinggi disebabkan karena ketersediaan yang terbatas.

"Terbatasnya ketersediaan cabai disebabkan karena banyaknya per tanaman cabai yang terserangan pathek," ujarnya. 

Menurutnya kondisi cuaca saat ini membuat serangan pathek semakin besar. 

"Mundurnya waktu hujan saat ini menyebabkan serangan pathek semakin besar," tegasnya.

Suparmono menjelaskan luas tanaman cabai di Sleman saat ini diperkirakan untuk cabai rawit sekitar 80 hektar. Sementara cabai keriting seluas 101 hektar. Terutama di wilayah di Ngaglik dan Pakem.

Langkah yang sudah diambil dalam pencegahan dan penanggulangan pathek adalah bimbingan teknis (bimtek) pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) sebanyak 15 kali.

Pada kegiatan tersebut disampaikan cara pencegahan pathek serta pembuatan pestisida nabati.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Dua Pengendara Asal Wonogiri Tabrakan di Wonosari, Seorang Tewas

Dua Pengendara Asal Wonogiri Tabrakan di Wonosari, Seorang Tewas

Yogyakarta
Akun Whatsapp Butet Kertaradjasa Diduga Diretas, Polda DIY Temukan Ilegal Akses

Akun Whatsapp Butet Kertaradjasa Diduga Diretas, Polda DIY Temukan Ilegal Akses

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 11 Desember 2023: Sore hingga Malam Hujan

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 11 Desember 2023: Sore hingga Malam Hujan

Yogyakarta
Sejarah Gereja Katolik Santo Antonius Kotabaru

Sejarah Gereja Katolik Santo Antonius Kotabaru

Yogyakarta
Dikira Suara Kucing, Ternyata Bayi yang Dibuang Sedang Menangis

Dikira Suara Kucing, Ternyata Bayi yang Dibuang Sedang Menangis

Yogyakarta
Dikira Hilang di Goa Terawang, Sopir Rombongan Kampanye Ditemukan di Alun-alun Blora

Dikira Hilang di Goa Terawang, Sopir Rombongan Kampanye Ditemukan di Alun-alun Blora

Yogyakarta
Petaka di Jalur Cinomati Bantul, 1 Orang Tewas akibat Minibus Masuk Jurang

Petaka di Jalur Cinomati Bantul, 1 Orang Tewas akibat Minibus Masuk Jurang

Yogyakarta
Kronologi Kecelakaan Maut di Bantul, Minibus Berisi 17 Orang Masuk Jurang, 1 Tewas

Kronologi Kecelakaan Maut di Bantul, Minibus Berisi 17 Orang Masuk Jurang, 1 Tewas

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 10 Desember 2023: Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca di Yogyakarta Hari Ini, 10 Desember 2023: Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Kecelakaan di Jalan Baron Gunungkidul, Ayah dan Anak Meninggal

Kecelakaan di Jalan Baron Gunungkidul, Ayah dan Anak Meninggal

Yogyakarta
Minibus Terperosok di Jalur Cinomati Bantul, Korban Meninggal Berasal dari Malang

Minibus Terperosok di Jalur Cinomati Bantul, Korban Meninggal Berasal dari Malang

Yogyakarta
2 Kerangka Manusia yang Ditemukan di Wonogiri Ternyata Korban Pembunuhan

2 Kerangka Manusia yang Ditemukan di Wonogiri Ternyata Korban Pembunuhan

Yogyakarta
Minibus Terperosok ke Jurang di Jalur Cinomati Bantul, 1 Korban Meninggal Dunia

Minibus Terperosok ke Jurang di Jalur Cinomati Bantul, 1 Korban Meninggal Dunia

Yogyakarta
Dilaporkan ke Bareskrim, Butet Kertaradjasa Siapkan Kuasa Hukum

Dilaporkan ke Bareskrim, Butet Kertaradjasa Siapkan Kuasa Hukum

Yogyakarta
Sopir yang Hilang di Goa Terawang Blora Saat Antarkan Peserta Kampanye Ditemukan

Sopir yang Hilang di Goa Terawang Blora Saat Antarkan Peserta Kampanye Ditemukan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com