Namun, Sri sepakat bahwa, membatasi kunjungan untuk preservasi heritage yang sudah ribuan tahun umurnya itu baik.
Menurutnya, pembatasan pengunjung perlu dilakukan. Pasalnya, setiap tahun, jumlah wisatawan di Borobudur semakin berjubel di area yang terbatas, sehingga pengunjung tak dapat menikmati kunjungannya dengan nyaman.
Sri memberikan dua solusi terkait pembatasan kunjungan, alih-alih menaikkan harga tiket hingga ratusan ribu rupiah.
Baca juga: Guru Besar UGM Sebut Tak Ada Relevansi Tiket Naik Rp 750.000 dengan Preservasi Candi Borobudur
"Masih ada cara yang lebih bijak, yaitu dengan membatasi kuota kunjungan, khususnya bagi para pengunjung rombongan dengan melakukan reservasi lebih dulu," ungkapnya.
"Atau mengatur aliran pengunjung sedemikian rupa sehingga tidak merusak heritage. Misalnya membedakan tiket bagi mereka yang ingin naik ke candi atau hanya berkeliling di sekitar candi," sambungnya.
Pandangan berbeda soal tiket naik Candi Borobudur diutarakan Ketua Umum Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASSPI) Agus Pahlevi.
Baca juga: Kenapa Jumlah Wisatawan di Candi Borobudur Harus Dibatasi?