Ia mengharapkan, pemerintah dan penambang bisa mewujudkan reklamasi yang lebih baik sehingga mengatasi masalah di pedukuhan ini.
“Kondisi sekarang ini kami masih kawatir. Lokasi longsor belum stabil. Warga masih trauma. Gerimis sedikit saja sudah mengungsi,” kata dia.
Plampang II merupakan salah satu daerah yang kerap terkena longsor. Peristiwa itu terjadi berulang.
Salah satu yang terbesar pada 31 Maret 2022 lalu. Saat itu tiga pedukuhan tidak menikmati aliran listrik lebih dari satu minggu.
Baca juga: Lahan Menganggur di Bandara YIA Kulon Progo Disulap Jadi Kebun Semangka, Hasilkan 30 Ton
Bahkan, sekolah SMP Negeri 3 Kokap dan beberapa rumah di sekitarnya, terdampak parah.
Bangunan itu berada di bawah kawasan tambang. Kepala SMP Negeri 3 Kokap, Uswatun Nurhasan mengungkap, sekolahnya sudah lima kali terdampak tanah longsor sejak akhir Maret 2022 hingga 1 Juni 2022.
Dampak yang dirasakan sekolah berupa menerima timbunan, lumpur hingga masuk sekolah dan kelas.
“Situasi ini mengganggu kami,” kata Uswatun.
Ia mengharapkan situasi Plampang II kembali normal sehingga belajar mengajar bisa berlanjut kondusif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.