YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bryan Yoga Kusuma diduga sedang membahas proyek pariwisata ketika jadi korban penganiayaan di Holywings yang berada di Jalan Magelang, Sleman, DI Yogyakarta.
Berdasarkan keterangan keluarga, Bryan dikeroyok oleh sekitar 20 orang, dan terdapat oknum anggota polisi di dalamnya.
Paman dari Bryan, Anung Prajotho mengungkapkan, keponakannya itu datang atas ajakan dari temannya untuk membicarakan proyek pariwisata di Yogyakarta.
Baca juga: Diduga Langgar Etik dalam Kasus Penganiayaan Bryan Yoga Kusuma, 2 Oknum Polisi Terancam Dipecat
"Bryan itu sedang garap proyek, ada beberapa relasi yang ingin ketemu kemarin. Ada relasi dari luar kota yang ingin ngomong sama Bryan, permintaannya di Holywings," katanya.
Senada dengan Anung, kuasa hukum korban, Duke Arie Widagdo juga menuturkan kliennya datang ke tempat kejadian bersama rekan kerjanya.
Setibanya di Holywings Jalan Magelang pada 3 Juni 2022 pukul 23.30 WIB, Bryan Yoga Kusuma tidak sengaja bertemu dengan seseorang berinisial KN.
"Saya dapat informasi dari Bryan bahwa dia kenal sama KN. Teman lama kalau nggak salah. Nggak sengaja ketemu di Holywings," ujarnya Senin (6/6/2022).
Arie menuturkan, saat di lokasi kejadian, Bryan yang datang bersama rekan kerjanya tidak ingin diganggu oleh KN.
Namun menurut keterangan Bryan, KN malah datang dan mengganggunya. Padahal saat itu mereka sedang membahas pekerjaan.
Baca juga: 2 Oknum Polisi Terduga Pelanggar Etik dalam Kasus Penganiayaan Bryan Yoga Kusuma Berpangkat Perwira
"Dia (KN) tersinggung di situ awal perselisihan, ada provokasi dari KN akhirnya mereka keluar, diselesaikan di luar," ujar dia.
Setelah keluar, mereka kemudian berkelahi di tempat parkir. Tak lama, KN memanggil temannya berinisial LV yang diketahui polisi. Terjadi provokasi dan Bryan dikeroyok.
"Sempat tanya ke klien dirinya (Bryan) sempat diseret di parkiran dan dibenturkan ke aspal," lanjut Arie.
Dia mengatakan, dirinya tak mengetahui secara pasti apa pekerjaan KN. Tapi, dia memeroleh informasi KN pernah kuliah di jurusan hukum.
Arie melanjutkan, setelah pengeroyokan di parkiran Holywings, Bryan dibawa ke Polres Sleman untuk dilakukan mediasi. Namun, sesampainya di sana, Arie mengeklaim kliennya dianiaya.
"Kami kecewa bahwa informasi yang kami dapat dari klien terjadi pemukulan yang dilakukan oleh oknum anggota Polres Sleman, ini masih kita dalami karena pengakuan klien kami. Kawannya yang bernama Albert juga menyampaikan hal yang sama," kata dia.