YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Warga Yogyakarta bernama Widodo aliad Dodok Putra Bangsa duduk di depan pelakat Kantor Balai Kota Yogyakarta. Dia didampingi beberapa kawannya.
Saat duduk, salah satu kawannya mengikat rambut Dodok menjadi 4 ikatan. Dodok kemudian mencukur rambutnya menjadi pelontos.
Itu dilakukannya setelah pengumuman status tersangka mantan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti (HS) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Mencukur rambut, sambung Dodok, merupakan simbol untuk membuka lembaran baru. Karena rambut adalah simbol mahkota yang identik dengan kekuasaan.
Sedangkan mahkota di Kota Yogyakarta dimiliki kepala daerah, dalam hal ini adalah mantan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti (HS).
"Sebenarnya saya nggak benci dengan mantan wali Kota HS ini. Nggak benci tapi kita dulu mengusir aura negatifnya. Aura negatif yang ada di Balai Kota ini yang kebetulan medianya Haryadi Suyuti," katanya setelah aksi cukur rambut, Jumat (4/3/2022).
Aksinya ini bukan yang pertama. Sebelumnya, ia bersama kawan-kawannya ikut memprotes pembangunan hotel secara masif saat HS menjabat wali kota Yogyakarta.
Baca juga: OTT Mantan Wali Kota Yogyakarta, Diduga Terima Suap Minimal Rp 50 Juta Terkait IMB Apartemen
Seperti pada 2013, di mana seorang seniman mural membuat karya mural yang menyampaikan protesnya tetapi justru disidang oleh Satpol PP.
Lalu pada 2014, dirinya melakukan mandi pasir di depan hotel sebagai bentuk protes kepada kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta.
"Kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta yang memberikan izin berlebihan, 106 izin kalau tidak salah atau 104 hotel, yang membuat sumur di warga Miliran kering. Lalu di 2016 ruwat bumi tanah leluhur kutha di sini kita mandikan simbol kantor wali kota dengan kembang 7 rupa dan air dari 7 kampung," ucapnya.
Aksinya tak berhenti di situ saja. Pada 2016, dia bersama warga Yogyakarta lainnya membuat aksi bertajuk Bedaya Banyuning Segara. Saat itu dia dan warga Yogyakarta menyampaikan aspirasinya dengan media budaya tari.
Baca juga: Terkait Suap Mantan Wali Kota Yogyakarta, IMB Apartemen Sekar Kedhaton Dicermati Pemkot
Saat itu slogan Jogja kangen KPK mulai berkumandang.
"Terus di 2018 atau 2019 saya ngencingi ini karena menurut mbah saya dulu kencing paling manjur dan terbukti setelah dikencingi, terjadi pandemi 2 tahun akhirnya ketangkap. Artinya kencing rakyat lebih manjur untuk mengungkap aura-aura negatif," ungkap dia.
Aksi potong rambutnya diakhiri dengan memecahkan telur yang dilempar pada plakat Balai Kota Yogyakarta, karena baru pertama kali pejabat daerah dalam hal ini Wali Kota Yogyakarta ditangkap KPK.
"Ini bukan menjadi akhir tapi awal. Kalau apartemen itu ada suap berarti 104 hotel ini harus dilihat betul oleh KPK bagaimana izinnya," tutup dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.