YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Sebanyak 51 sapi di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini berstatus suspek penyakit mulut dan kuku (PMK).
Hewan-hewan itu tersebar di beberapa kapanewon seperti Playen, Semanu, Karangmojo, dan beberapa kapanewon lainnya.
Untuk pencegahan penyebaran dilakukan penutupan sementara dua pasar hewan besar yakni Siyono Harjo di Kapanewon Playen dan Pasar Munggi di Kapanewon Semanu.
Baca juga: Ada Temuan Dugaan Kasus PMK, Dua Pasar Hewan di Gunungkidul Ditutup Sementara
Penutupan pasar dilakukan karena dikhawatirkan, jika hewan ternak sehat bertemu dengan ternak sakit penyebaran PMK akan cepat.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul Wibawanti Wulandari berharap, masyarakat untuk tidak mendatangkan hewan ternak dari luar daerah.
Pasalnya, beberapa kasus sapi terindikasi PMK didatangkan dari luar daerah.
"Sudah membatasi mereka, tetapi mereka tetap pergi. Mbok sekarang jangan tergiur dengan ternak murah dulu," kata Wibawanti saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon Senin (30/5/2022).
Baca juga: Setelah Setahun Buron, Tahanan Kabur dari Polsek di Gunungkidul Akhirnya Ditangkap
Namun, DPKH Gunungkidul mempersilakan hewan ternak dibawa keluar daerah.
"Cuma daerah penerima mau atau tidak. Karena masing-masing daerah punya aturan tersendiri," ucap dia.
DPKH Gunungkidul saat ini juga terus mengobati sapi-sapi yang diduga terinfeksi PMK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.