Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sembilan Domba Milik Seorang Warga di Sleman Positif PMK

Kompas.com - 22/05/2022, 09:45 WIB
Wijaya Kusuma,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak sembilan domba milik warga di kandang kelompok, Kapanewon Berbah, Sleman, dinyatakan positif penyakit mulut dan kuku (PMK). Hasil temuan ini dikonfirmasi Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates pada 20 Mei 2022.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan, Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan, mengirim sampel untuk diuji setelah mendapat laporan seekor domba menunjukkan gejala sakit.

Baca juga: 3 Orang di Sleman Meninggal Dunia Usai Konsumsi Miras Oplosan

"Jadi pada tanggal 6 (Mei) kemarin, seekor domba dilaporkan gejala sakit, diare, kurang nafsu makan, ujung bibir bengkak dan merah dan terdapat berkeropeng basah yang ditangani oleh Puskeswan setempat. Kemudian setelah observasi, diambil sampel swab untuk diuji PCR PMK," ujar Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/05/2022).

Pada 18 Mei, BBVet mengonfirmasi hasil uji sampel domba pertama positif PMK. Setelah itu, Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Sleman bersama BBVet melakukan investigasi lapangan dan mengambil sampel swab serta serum darah.

Dari 15 sampel yang diuji di BBVet Wates, hasilnya sembilan domba dinyatakan positif PMK dan 6 lainnya negatif.

Berdasarkan penelusuran, pemilik mengaku dua domba yang positif PMK itu belum lama ini dibeli dari Bantul. Kedua domba itu dimasukkan ke kandang yang sama dengan tujuh domba lain.

"Dari keterangan pemilik domba tersebut dibeli dari warga di daerah Bantul pada 30 April. Tetapi satu hari sebelumnya domba itu baru datang dari Garut, Jawa Barat. Jadi bisa dikatakan penularan kasus PMK ini akibat ternak dari luar Sleman," ucapnya.

Pemkab Sleman, lanjut Kustini, telah melakukan langkah penanganan terpadu semenjak ditemukan laporan ternak sakit hingga dinyatakan positif.

Langkah yang dilakukan antara lain memberikan pengobatan suportif berupa vitamin A, D, E, desinfeksi peralatan dan area kandang setiap hari.

"Dan alhamdulilah, satu ekor domba yang awalnya positif kondisinya sudah baik dan mau makan. Sedangkan delapan ekor lainnya tidak bergejala dan dalam kondisi sehat," tegasnya.

Kustini meminta agar peternak tak membeli hewan ternak dari luar Sleman untuk sementara waktu. Peternak juga diminta melakukan disinfeksi rutin di kandang mandiri atau kelompok.

Peternak juga diimbau memperhatikan kebersihan kandang. Sebab kandang kotor juga bisa jadi awal penyakit yang kemudian bisa menyerang hewan ternak.

"Untuk saat ini memang saya tekankan untuk tidak membeli atau memasukkan ternak dulu dari luar Sleman," tegasnya.

Baca juga: Bus Bawa Rombongan Takziah Kecelakaan di Sleman, Saksi: Bus Sudah Oleng-oleng

Kustini mengungkapkan populasi ternak di Kabupaten Sleman saat ini mencapai 99.929 ekor, terdiri dari sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba, dan babi. Dan ada sekitar 820 kelompok ternak mulai dari sapi potong, sapi perah, kambing, domba dan babi yang semuanya diawasi oleh DP3 Sleman.

"Kita (Pemkab Sleman) juga telah membuat tim monitoring dan pengawasan lalu lintas ternak untuk pengawasan. Dan melibatkan unsur-unsur terkait agar bisa melakukan respon cepat terhadap laporan masyarakat di tiap kapanewon," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pasar Terban Keluhkan Pelanggan Menurun Sejak Pindah ke Shelter

Pedagang Pasar Terban Keluhkan Pelanggan Menurun Sejak Pindah ke Shelter

Yogyakarta
Golkar dan PDI-P Buka Peluang Koalisi di Pilkada Sleman dan Kulon Progo

Golkar dan PDI-P Buka Peluang Koalisi di Pilkada Sleman dan Kulon Progo

Yogyakarta
Bupati Petahana Bantul Abdul Halim Ambil Formulir Pilkada PDI-P dan Golkar

Bupati Petahana Bantul Abdul Halim Ambil Formulir Pilkada PDI-P dan Golkar

Yogyakarta
Kronologi Penangkapan 2 Pembunuh Karyawati Toko di Polokarto, Sukoharjo

Kronologi Penangkapan 2 Pembunuh Karyawati Toko di Polokarto, Sukoharjo

Yogyakarta
Dorong Hak Angket Usai Putusan MK, Pakar Hukum UGM: Yang Merusak Demokrasi Harus Bertanggungjawab

Dorong Hak Angket Usai Putusan MK, Pakar Hukum UGM: Yang Merusak Demokrasi Harus Bertanggungjawab

Yogyakarta
Ketum PP Muhammadiyah Menghargai Sikap Kenegarawanan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal Putusan MK

Ketum PP Muhammadiyah Menghargai Sikap Kenegarawanan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal Putusan MK

Yogyakarta
Singgih Raharjo Terancam Gagal Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui Golkar

Singgih Raharjo Terancam Gagal Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui Golkar

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelaku UMKM Wajib Urus Sertifikasi Halal Sebelum 18 Oktober, Sanksi Tunggu Regulasi

Pelaku UMKM Wajib Urus Sertifikasi Halal Sebelum 18 Oktober, Sanksi Tunggu Regulasi

Yogyakarta
Kecelakaan Bus Wisatawan di Bantul, Uji KIR Mati Sejak 2020

Kecelakaan Bus Wisatawan di Bantul, Uji KIR Mati Sejak 2020

Yogyakarta
Nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta Diklaim Turunkan Kasus DBD 77 Persen

Nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta Diklaim Turunkan Kasus DBD 77 Persen

Yogyakarta
Gempa Pacitan Dirasakan Warga Gunungkidul dan Bantul

Gempa Pacitan Dirasakan Warga Gunungkidul dan Bantul

Yogyakarta
9 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Kota Yogyakarta, Ini Imbauan Dinkes

9 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Kota Yogyakarta, Ini Imbauan Dinkes

Yogyakarta
Nekat Lewati Jalur Jip Lava Tour Merapi, Mobil Wisatawan Terjebak Satu Jam di Kali Kuning

Nekat Lewati Jalur Jip Lava Tour Merapi, Mobil Wisatawan Terjebak Satu Jam di Kali Kuning

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com