"Nggih pun riyen (iya dulu), riki disotting kulo ten omah anak kulo (disini untuk pengambilan gambar, saya di rumah anak saya)," kata Ngadinah.
Saat pengambilan gambar pada November 2019, ada puluhan warga yang terlibat sebagai figuran dalam film KKN di Desa Penari.
Salah satunya Sukadi, (67). Ia mengaku hanya ikut syuting selama sehari dan disuruh berakting mengumpulkan daun-daun.
Setelah itu ia lebih memilih meneruskan pekerjaannya sebagai petani. Apalagi hewan ternanya butuh pakan setiap hari.
"Kalau soting (syuting) film repot, selain itu harus mencari pakan ternak," kata dia.
Baca juga: Pengalaman Warga Menjadi Figuran Film KKN di Desa Penari, Jaga Alat Dapat Rp 2 Juta
Warga lainnya Sardiman (63) mengaku menjadi pemeran figuran di film KKN di Desa Penari selama tiga hari.
"Jadi mikul tomblok (tempat pakan), saya syuting tiga kali dan ternyata capek ikut syuting itu. Tidak banyak percakapan. Saya ikut syuting di tiga tempat. Setiap adegan ada 5 sampai 10 menit," kata Sardiman.
Selain ikut berakting, Sardiman juga menjadi penjaga malam di lokasi pengambilan gambar.
"Saya jaga malam di setiap lokasi syuting. Jaga alat-alat dapat Rp 2 juta. Saya jaga bersama dua rekan saya yaitu Antok dan Marsidi, semua masing-masing dapat dua juta," kata dia.
Baca juga: Warga Desa di Yogyakarta Bantu Produksi Film KKN di Desa Penari, Segini Bayarannya
Plunyon Kalikuning berada di lereng gunung Merapi dengan landskap perbukitan dan pepohonan pinus.
Sejak viral menjadi lokasi syuting KKN di Desa Penari, kunjungan wisatawan ke Plunyon Kalikuning mengalami peningkatan.
Sargiman, salah satu pengelola mengatakan bahwa jumlah wisatawan per hari naik cukup signifikan hingga hampir 80 persen. Dari biasanya 50 orang per hari, menjadi 100 orang lebih.
"Peningkatanya hampir 80 persen. Dulu per harinya 50 orang, sekarang 100 orang lebih," kata Sargiman.
Baca juga: Cerita Warga Jadi Figuran Film KKN di Desa Penari, Sardiman: Ternyata Capek
"Jembatan itu menjadi favorit pengunjung. Yang viral ya jembatan itu," sambung dia.
Plunyon Kalikuning berada di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kaliurang Timur, Kabupaten Sleman.
Untuk ke lokasi, dibutuhkan waktu sekitar 50 menit hingga satu jam dengan jarak sekitar 24 kilometer dari pusat kota Yogyakarta.
Balai Taman Nasional Gunung Merapi menyebutkan bahwa di ujung jembatan bukan desa melainkan bendungan (dam) serta hutan.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Markus Yuwono, Faqihah Muharroroh Itsnaini | Editor : Robertus Belarminus, Dita Angga Rusiana, Nabilla Tashandra)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.