Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut TPST Piyungan Ditutup, Pemkab Bantul Alokasikan Rp 23 Miliar untuk Atasi Sampah

Kompas.com - 10/05/2022, 18:10 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, menganggarkan Rp 23 miliar untuk pengelolaan sampah, buntut penutupan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan oleh warga setempat sejak Sabtu (7/5/2022).

Dengan ditutupnya TPST Piyungan, maka sampah yang berasal dari Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta tidak bisa tersalurkan.

Untuk mengurangi beban Piyungan tersebut, maka Bantul menggulirkan program Bantul Bersih dari Sampah Tahun 2025 (Bersama).

Baca juga: Sultan Hamengku Buwono X Siap Bertemu Warga Bahas Tempat Pengolahan Sampah Piyungan

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih memaparkan, program Bantul Bersama merupakan program dengan tujuan sampah habis atau bersih di tingkat desa dengan cara pemilahan sampah Reduce, Reuse, dan Recycle (3R).

Ditemui Kompas.com di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Abdul Halim menuturkan kabupatennya merupakan penyetor sampah paling sedikit ke Piyungan karena program Bersama tersebut.

"Kita proyeksikan sampah itu habis di tingkat desa. Jadi tidak perlu disetor ke piyungan karena sampah selesai di desa dengan sistem pemilahan dengan sistem 3 R. Reduce, reuse, dan recycle," jelas Halim, Selasa (10/5/2022).

Halim mengungkapkan dengan model pemilahan 3 R sampah memiliki nilai ekonomi sendiri. Misalnya sampah plastik jika dipilah dapat didaur ulang, sampah sisa makanan dapat digunakan sebagai makanan maggot.

"Yang plastik dikumpulkan sendiri nanti itu sudah ada yang menampung dan membeli, itu direcycle lagi. Sisa makanan kumpulkan nanti kita jadikan pakan maggot, maggot sumber protein tinggi bagi ternak. Kalau pemilahan ini dilakukan tidak diperlukan lagi tempat penampungan. Karena selesai di kelurahan," jelasnya.

Untuk menjalankan ini Pemkab Bantul menggelontorkan anggaran kurang lebih Rp 23 miliar untuk mengatasi masalah sampah di Kabupaten Bantul.

Baca juga: Dampak TPST Piyungan Ditutup, Tumpukan Sampah di Pasar Bantul Tak Terbendung

"Bantul bersama ini kita biayai tidak tanggung-tanggung, kebagian sekitar Rp 46,5 miliar kira-kira setengah dari itu atau Rp 23 milyar kita biayai sampah selesai di kelurahan," katanya.

Menurut Halim, ada dua cara untuk mengatasi sampah. Pertama adalah dengan cara pemilahan, kedua dengan teknologi yang tinggi yaitu dengan cara dibakar dan dijadikan pembangkit listrik.

"Tidak ada cara lain selain pemilahan atau menggunakan sekalian pakai teknologi tinggi bakar semua jadi pembangkit listrik. Pilihannya dua pakai teknologi atau pemilahan," pungkas dia.

Sebelumnya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X siap bertemu dengan warga yang menutup Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, yang ditutup sejak Sabtu (7/5/2022).

"Ya nanti kita usahakan untuk bisa punya waktu," kata Sultan ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (10/5/2022).

Sultan mengungkapkan saat ini Pemerintah DIY sedang fokus untuk memperluas area TPST Piyungan karena lokasi sekarang sudah penuh. Namun, permasalahannya menurut Sultan sekarang Pemerintah DIY memiliki kendala teknis.

Baca juga: Sudah 3 Hari Tempat Pengolahan Sampah Piyungan Ditutup Warga, Mereka Ingin Bicara Langsung dengan Sultan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selama Musim Lebaran, 4 Orang Tewas dan 49 Luka-luka dalam Kecelakaan di Kulon Progo

Selama Musim Lebaran, 4 Orang Tewas dan 49 Luka-luka dalam Kecelakaan di Kulon Progo

Yogyakarta
Jumlah Penumpang Arus Balik di Bandara YIA Melebihi Prediksi

Jumlah Penumpang Arus Balik di Bandara YIA Melebihi Prediksi

Yogyakarta
Tak Berlakukan WFH, Pj Wali Kota Yogyakarta Tunggu Laporan ASN Bolos

Tak Berlakukan WFH, Pj Wali Kota Yogyakarta Tunggu Laporan ASN Bolos

Yogyakarta
Petasan Balon Udara Tersangkut Kabel Listrik di Sleman, Belum Sempat Meledak dan Langsung Direndam Air

Petasan Balon Udara Tersangkut Kabel Listrik di Sleman, Belum Sempat Meledak dan Langsung Direndam Air

Yogyakarta
Hari Pertama Kerja, Bupati Gunungkidul Ajak ASN Olahraga dan Pantau ASN yang Bolos

Hari Pertama Kerja, Bupati Gunungkidul Ajak ASN Olahraga dan Pantau ASN yang Bolos

Yogyakarta
Sri Sultan Gelar 'Open House', Masyarakat Antre sejak Pagi

Sri Sultan Gelar "Open House", Masyarakat Antre sejak Pagi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Konsumsi Miras 2 Botol, Pria 47 Tahun Ditemukan Tewas di Hotel Gunungkidul

Konsumsi Miras 2 Botol, Pria 47 Tahun Ditemukan Tewas di Hotel Gunungkidul

Yogyakarta
Dishub Kota Yogyakarta Prediksi Jalanan Kembali Normal Minggu Depan

Dishub Kota Yogyakarta Prediksi Jalanan Kembali Normal Minggu Depan

Yogyakarta
Arus Balik di Terminal Jombor Sleman, Didominasi Penumpang Tujuan Jabodetabek

Arus Balik di Terminal Jombor Sleman, Didominasi Penumpang Tujuan Jabodetabek

Yogyakarta
Puncak Arus Balik, 17.000 Penumpang Diprediksi Mengakses Bandara YIA Hari ini

Puncak Arus Balik, 17.000 Penumpang Diprediksi Mengakses Bandara YIA Hari ini

Yogyakarta
Kemenhub Klaim Mudik Gratis Kurangi Angka Kecelakaan Lalu Lintas 20 Persen

Kemenhub Klaim Mudik Gratis Kurangi Angka Kecelakaan Lalu Lintas 20 Persen

Yogyakarta
Wisatawan Terseret 'Rip Current' di Pantai Gunungkidul, Diselamatkan Petugas

Wisatawan Terseret "Rip Current" di Pantai Gunungkidul, Diselamatkan Petugas

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Tak Berlakukan WFH Pasca-libur Lebaran

Pemkot Yogyakarta Tak Berlakukan WFH Pasca-libur Lebaran

Yogyakarta
Mayat Wanita Misterius di Sukoharjo, Kondisi Busuk dan Wajah Tertutup Plastik Hitam

Mayat Wanita Misterius di Sukoharjo, Kondisi Busuk dan Wajah Tertutup Plastik Hitam

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com