Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Geger Tembok Benteng Keraton Kartasura Dijebol Warga: Itu Sumber Pengetahuan, Harusnya Dijaga

Kompas.com - 25/04/2022, 13:33 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

KOMPAS.com - Perusakan tembok Benteng Keraton Kartasura di Desa Krapyak Kulon, Kartasura, menuai keprihatinan masyarakat.

Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Profesor Drajat Tri Kartono mengatakan, perusakan Benteng Keraton Kartasura yang merupakan cagar budaya tidak bisa dibenarkan.

Menurutnya, aksi perusakan cagar budaya bisa diartikan telah merusak pengetahuan kolektif dan sejarah.

"Cagar budaya atau peninggalan budaya itu menjadi sumber bagi pengetahuan kolektif terhadap identitas dan sejarah dari proses sebuah masyarakat. Apabila perusakan itu dilakukan dengan sengaja, tentu itu tidak benar," katanya kepada Kompas.com, Minggu (24/4/2022).

Baca juga: [POPULER YOGYAKARTA] Tembok Keraton Kartasura Dijebol, BPCB Jateng Turun Tangan | Buat Ratusan Mercon, 8 Pelajar Diamankan

Melindungi cagar budaya

Drajat menjelaskan, upaya melindungi cagar budaya di Indonesia merupakan tanggung jawab masyarakat setempat dan pemerintah.

Harapannya, situs atau benda cagar budaya tetap lestari dan jauh dari oknum-oknum tertentu yang hendak merusaknya.

"Yang harus menjaga cagar budaya sebagai kearifan lokal adalah masyarakat setempat dan pemerintah. Apa yang yang terjadi di Keraton Kartasura itu ya tanggung jawab kita semua, meskipun sebagai ujung tombaknya adalah pemerintah," katanya.

Baca juga: Dibangun Tahun 1680, Tembok Benteng Kartasura Dijebol untuk Kos-kosan, BPCB Ungkap Sanksi Langgar UU Cagar Budaya

 

Pengendara sepeda motor melintas di tembok Benteng Karaton Kartasura yang dijebol di Kampung Krapyak Kulon RT 002/RW 010, Kelurahan Kartasura, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (23/4/2022).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Pengendara sepeda motor melintas di tembok Benteng Karaton Kartasura yang dijebol di Kampung Krapyak Kulon RT 002/RW 010, Kelurahan Kartasura, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (23/4/2022).

Drajat mengakui, selama ini memang yang masih belum dilakukan pemerintah dalam melindungi cagar budaya di Indonesia adalah stakeholder engagement.

"Bagaimana melakukan stakeholder engagement terhadap cagar budaya itu sehingga stiap cagar budaya dapat diketahui, dikenal, diajarkan, dipahami dan direvitalisasi. Namun upaya itu butuh pembiayaan besar," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bupati Sukoharjo Etik Suryani menyayankan aksi pembeli tanah yang nekat menjebol tembok Keraton Kartasura.

"Sebenarnya saya sangat kecewa sekali, menyayangkan kenapa selaku warga apalagi penduduk asli dari Kartasura tidak tahu sejarahnya yang ada di sini," kata Etik di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (23/4/2022).
Etik menjelaskan, seharusnya masyarakat bisa ikut membantu pemerintah dalam mensosialisasikan keberadaan situs atau peninggalan sejarah dari Keraton Kartasura.

Terkait langkah antispasi atas perusakan terhadap cagar buaya, pihaknya akan bekerja sama dengan Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah untuk melakukan inventarisasi cagar budaya.

"Hasil inventarisasi nanti akan kita laporkan ke BPCB Provinsi Jawa Tengah," kata Etik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Analisis Gempa Magnitudo 5,0 di Gunungkidul Hari Ini, Dirasakan hingga Pacitan dan Trenggalek

Yogyakarta
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Gunungkidul, Tak Berpotensi Tsunami

Yogyakarta
Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, 'Ngeyel' Bakal Dicopot

Organda DIY Larang Bus Pasang Klakson Telolet, "Ngeyel" Bakal Dicopot

Yogyakarta
Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Puluhan Lurah di Kulon Progo Bingung Isi LHKPN

Yogyakarta
Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Saat Pantai Parangtritis Jadi Pantai Paling Berbahaya di Yogyakarta...

Yogyakarta
Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Soal Kasus Ferienjob, Menkopolhukam Segera Bentuk Tim Khusus

Yogyakarta
Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Kasus DBD Capai Ratusan, Stok Abate di Gunungkidul Habis

Yogyakarta
Nekat Merokok, 11 Penumpang KAI Diturunkan Paksa sepanjang 2024

Nekat Merokok, 11 Penumpang KAI Diturunkan Paksa sepanjang 2024

Yogyakarta
Mesum di Sekolah, Dua Guru di Gunungkidul Dipecat

Mesum di Sekolah, Dua Guru di Gunungkidul Dipecat

Yogyakarta
Viral, Video Roda Depan Dicuri tetapi Sepeda Motor Ditinggal di Yogyakarta

Viral, Video Roda Depan Dicuri tetapi Sepeda Motor Ditinggal di Yogyakarta

Yogyakarta
3 Bocah di Gunungkidul Diamankan Polisi, Curi Kotak Infak untuk Beli Bensin dan Rokok

3 Bocah di Gunungkidul Diamankan Polisi, Curi Kotak Infak untuk Beli Bensin dan Rokok

Yogyakarta
13 Pengedar Obat Terlarang di Yogyakarta Ditangkap, Modus Dijual Lewat Facebook

13 Pengedar Obat Terlarang di Yogyakarta Ditangkap, Modus Dijual Lewat Facebook

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com