Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Hartini, Perempuan Penjaga Hutan Adat Wonosadi di Yogyakarta: Demi Mata Air, Bukan Air Mata

Kompas.com - 19/04/2022, 06:10 WIB
Rachmawati

Editor

 

Melestarikan alam dan budayanya

Setiap tahun, warga Desa Beji menggelar upacara adat Sadranan. Pelaksanaannya setiap habis panen padi sawah, atau padi yang ditanam setelah musim hujan seperti saat ini. Sadranan merupakan acara adat sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang berlimpah, dan kelestarian alam.

Masyarakat membawa hasil panen dan aneka makanan ke Lembah Ngenuman. Setelah berdoa, makanan yang mereka bawa disantap bersama, sebagai bentuk kebersamaan untuk menyambung tali persaudaraan.

"Kami bersyukur kepada Yang Kuasa karena bisa panen dan berharap besok bisa panen lagi dengan hasil yang melimpah," ujar Sri.

Baca juga: Kisah Pilu Habisnya Hutan Adat di Papua demi Perluasan Lahan Kelapa Sawit...

Setiap acara adat yang diselenggarakan, seperti Sedekah Bumi, Bersih Dusun dan Sadranan, masyarakat juga memainkan alat musik rinding gumbeng. Ini adalah musik khas Gunungkidul yang sampai sekrang masih dilestarikan di Dusun Duren, Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul.

"Pada jaman dahulu untuk mengiringi upacara adat," kata Sri yang juga menjadi ketua Kelompok Seni Rinding Gumbeng, Ngluri Seni.

Alat musik ini terbuat dari kulit bambu. Lebarnya seukuran dua jari dan panjangnya sekitar 15-20cm. Ada benangnya di bagian ujung. Jika ditarik-tarik maka akan mengeluarkan suara khas: beung… beung…. beung….

Baca juga: Kisah Pilu Habisnya Hutan Adat di Papua demi Perluasan Lahan Kelapa Sawit...

Sri Hartini memainkan alat musik rinding.FURQON / BBC INDONESIA Sri Hartini memainkan alat musik rinding.
Menurut Sri, perlu bakat tersendiri untuk memainkan alat musik rinding gumbeng. Tapi siapa saja bisa mempelajarinya asal tekun. Dan biasanya, yang memainkan alat musik rinding gumbeng adalah lelaki, tapi Sri pun bisa memainkannya.

Terlaksananya upacara adat Sadranan dan lestarinya alat musik rinding rumbeng, tak lain karena masyarakat Beji masih percaya pada hukum adat dan memegang teguh warisan leluhur.

Masyarakat sekitar hutan juga percaya dengan cerita tutur dari nenek moyang mereka yang tinggal di sekitar Hutan Adat Wonosadi.

Menurut Sri, Hutan Adat Wonosadi adalah petilasan dari keturunan kerajaan Majapahit, Raja Brawijaya V.

Baca juga: Perjuangan Warga Kampung Long Isun Lawan Alih Fungsi Lahan demi Lestarinya Hutan Adat

 

Saat Majapahit kalah perang melawan Demak, istri selir Raja Brawajiya V, Rara Resmi melarikan diri ke wilayah Hutan Wonosadi, bersama kedua anaknya: Onggoloco dan Gadhingmas.

"Mereka lalu mendirikan padepokan di Lembah Ngenuman. Itu pelataran yang sekarang sering digunakan acara adat Sadranan," ujar Sri.

Saat Hutan Wonosadi mengalami pembalakan liar, hanya tersisa empat pohon di Lembah Ngenuman. Sampai sekarang, keempat pohon besar itu masih ada.

"Itu yang masih kita lestarikan. Dan setahun sekali melakukan upacara adat Sadranan," ujar Sri.

Wonosadi sendiri secara harafiah berarti 'hutan yang penuh rahasia'. Menurut Sri, Wono artinya hutan, dan Sadi berasal dari kata sandi.

Baca juga: Tebang Pohon di Hutan Adat, Seorang Warga Dikenai Denda Seekor Kerbau

"Hutan yang banyak rahasia. Dan kita masih memegang adat serta rahasianya," imbuhnya.

 

Sri sendiri menyadari bahwa masyarakat masih percaya dan takut dengan hukum adat di Desa Beji.

Kata dia, dulu ketika Sri masih kecil dan sebelum ada listrik, Hutan Wonosadi tampak seperti Keraton yang megah. "Setiap malam seperti ada lampu yang terang dalam hutan dan suara gamelan," kata dia.

"Saya melihat dan merasakan sendiri," ujar Sri yang bisa melihat hutan dari rumahnya.

Bahkan waktu terjadi pembalakan liar, kisah Sri, setiap malam seperti terdengar lolongan serigala. Warga percaya, serigala itu menjaga pohon-pohon yang ditebang dan para pembalak liar akan mendapat celaka.

"Masyarakat sini sangat takut dengan hukum adatnya," imbuh Sri.

Baca juga: Pembabatan Hutan Adat di Maluku, Pemprov dan Perusahaan Beda Pendapat soal Izin

Terjaganya Hutan Adat Wonosadi

Menurut Sri Hartini, lima hektar dari pintu masuk sampai penghabisan tangga menjadi kawasan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati). Di kawasan ini, jagawana menanam buah-buahan yang bisa dimakan hewan-hewan di Hutan Adat Wonosadi, seperti monyet ekor panjang.FURQON / BBC INDONESIA Menurut Sri Hartini, lima hektar dari pintu masuk sampai penghabisan tangga menjadi kawasan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati). Di kawasan ini, jagawana menanam buah-buahan yang bisa dimakan hewan-hewan di Hutan Adat Wonosadi, seperti monyet ekor panjang.
Di sisi lain, lestarinya Hutan Adat Wonosadi bisa terus terjaga juga lantaran masyarakat masih percaya pada hukum adat yang tak tertulis, kata Sri.

Mereka takut mendapat celaka akibat merusak lingkungan dan pembalakan liar. Masyarakat takut, sawah mereka kering dan terjadi pagebluk, seperti kejadian pada 1965-1966.

Sebagai ketua jagawana, Sri selalu mengupayakan cara agar masyarakat mau bersama-sama menjaga kelestarian hutan. Dia dan jagawana lainnya berusaha menyadarkan orang-orang untuk mau menanam pohon di hutan agar bisa memperbesar sumber mata air dan menambah kesejukan udara.

Paling tidak, lanjut Sri, masyarakat harus bisa merasakan hasil hutan, seperti adanya sumber mata air yang terus mengalir.

Baca juga: Protes Pembabatan Hutan Adat di Pulau Seram, Mahasiswa Demo di Kantor DPRD

Hutan Adat Wonosadi kaya akan sumber mata air: seperti mata air Blebem, mata air Kalas, dan sumber mata air Sengon. Dari situ, Sri dapat memberikan bukti dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya kelestarian hutan.

"Itu menjadi sumber air minum dari rumah ke rumah, dan tidak akan kekurangan meski kemarau," ujarnya.

Lurah Kalurahan Beji Sri Idhayanti (45), mengaku sejauh ini kepercayaan adat yang tertanam secara turun-temurun amat membantu kelestarian hutan.

"Sampai sekarang hukum itu masih ampuh menjaga Wonosadi," katanya.

Tapi Lurah Beji yang menjabat di awal Januari 2020, ini, tak menutup mata pada perilaku masyarakat yang berani menangkap atau memburu hewan. Dan dia mengaku berniat membuat peraturan desa tentang perlindungan hutan dan pelestarian lingkungan.

"Ini baru niat. Kami akan membuat Perdes untuk menjaga kelestarian alam," katanya.

Baca juga: Temui Ketua DPRD Kaltim, Masyarakat Adat Long Isun Minta Pengakuan Hutan Adat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Saat Bansos Jelang Pilkada Jadi Perhatian Khusus KPU DIY...

Yogyakarta
Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Pembebasan Lahan di IKN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur

Yogyakarta
Soal Gugatan 'Snack Lelayu', KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Soal Gugatan "Snack Lelayu", KPU Sleman: No Comment, Kami Sampaikan pada Waktu yang Tepat

Yogyakarta
Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Soal Posisi PDI-P Pasca-Pilpres 2024, Ganjar: Rasanya Iya, di Luar Pemerintahan

Yogyakarta
Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Besok BPBD DIY Gelar Simulasi Gempa, Masyarakat Diminta Tidak Kaget

Yogyakarta
Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Ganjar Pastikan Siap Turun untuk Pemenangan PDI-P pada Pilkada 2024

Yogyakarta
Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Partai Ramai-ramai Jaring Bakal Calon Kepala Daerah, Ini Kata Pengamat UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Selawat Perpisahan Siswa SD Bugel untuk Gedung Sekolah yang Terdampak Pembangunan Jalan

Yogyakarta
PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

PDI-P Kulon Progo Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Pekan Depan

Yogyakarta
5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

5 Nama Kembalikan Berkas Penjaringan Bakal Cawalkot Yogyakarta ke Partai Golkar, Ada Singgih Raharjo

Yogyakarta
Soal 'Snack Lelayu' KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Soal "Snack Lelayu" KPPS, KPU Sleman Digugat Rp 5 Miliar dan Permintaan Maaf Terbuka

Yogyakarta
Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Polisi Buru Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Petani di Lampu Merah Sawo Jajar, Brebes

Yogyakarta
Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Emosi Warga Saat Lihat Rekonstruksi Suami Bunuh Istri di Gunungkidul

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com