Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oknum Tukang Becak Kembali Tipu Wisatawan di Yogyakarta, Wawali Ancam Larang Beroperasi di Kawasan Malioboro

Kompas.com - 18/04/2022, 18:32 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Oknum tukang becak nakal kembali nerulah di Kota Yogyakarta. Kejadian ini sempat menjadi bahan perbincangan warganet pada media sosial seperti Twitter dan Facebook.

Salah satu akun instagram infocegatan_jogja mengunggah keluhan wisatawan saat menggunakan jasa tukang becak.

"Maaf sekedar mau tnya bukan brmaksud menjelekan, sya bkan asli jogja tpi sering liburan ke jogja, bhkan foto priwed dan liburan stlah menikah sya plih dijogja. Seminggu lalu tmen sya liburan kejogja, sya mnyarankan mncari penginapan di deket malioboro krna murah 250 sdah ad kolam renangnya, tpi pas mau ngabuburit seputaran malioboro untk menikmati suasana dia jlan kaki,singkat cerita ditengah jalan pas dia mau pulang ke penginapan dia ditawarri naik becak kta tukang becak keliling malioboro cma 20ribu dan tmen sya tertarik, nmun bukan di ajak keliling malioboro mlah di ajak ke pusat oleh" yg hrga mnrut tmn sya mahal, alhasil tmn sya ngeyel tetap mau keliling saja tpi saat turun di deket penginapan tmen sya kaget dri tarif 20ribu jdi 80ribu,klau gk mau bayar mau dipnggilkan tmen"ny. Disini tmn sya bkan masalah byar 80ribunya tpi knpa tdak jujur sejak awal klau tarifny 80ribu.

Baca juga: Tukang Becak di Solo Diamuk Massa, Mengaku Nekat Curi Motor karena Ingin Tukar Kendaraan

#nb. Tmen sya sebelumny sdah bilang turunny di pnginapan mna, dan tukang becak blang 20ribu.

Saya cma mau tnya strategi merketing di malioboro emangny bgtu, apa krna tdak boleh bawa kendaraan.. maaf Sebelumnya krna tdak smua berwisata itu bnyk duit kdang hnya sekedar hiburan, klau memang tarifnya 80ribu sebaikny jujur dri awal untuk menghindari keributan," demikian unggahan wisatawan tersebut.

Menanggapi hal itu Ketua Paguyuban Becak Motor Yogyakarta (PBMY), Parmin mengaku kesulitan untuk melakukan tindakan kepada oknum tukang becak yang memberikan tarif tak wajar itu.

"Kan tidak semua becak itu masuk PMBY, kami kesulitan untuk menindak tegas. Anggota kami tidak merasa melakukan itu," kata dia saat dihubungi, Senin (18/4/2022).

Ia mengatakan agar kejadian ini tidak terulang lagi dibutuhkan kerja sama dengan Dinas Pariwisata. Parmin menyarankan agar Dinas Pariwisata membuat kartu anggota dan memberikan tanda kepada becak resmi yang sudah didaftarkan.

"Kalau mau becak resmi bisa ada pemberian KTA dan bendera hijau. Jadi masyarakat bisa memfoto KTAnya, dan mangkalnya dimana. Kalau ada barang ketinggalan, atau etika gak baik bisa dapat sanksi," katanya.

Baca juga: Video Viral Oknum Tukang Becak Tipu Wisatawan, Ini Tindak Lanjut Pemkot Yogyakarta

Parmin menambahkan tarif becak tidak bisa dipatok hal itu tergantung dengan tawar menawar dengan penumpang. Ia mencontohkan seperti mengantar ke Keraton Yogyakarta ditunggu pulang lergi Rp 30 ribu kalau seebentar jika lama bisa Rp 40 ribu.

"Kalau ke tempat lain ya kita minta tambah," ujar dia.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menekankan pihaknya telah memanggil kelompok-kelompok yang berusaha di bidang pariwisata dan kelompok-kelompok tersebut sudah berjanji agar tidak memaksa penumpang dengan membeli oleh-oleh.

Baca juga: Wisatawan Ditipu Tukang Becak, Pemda DIY: Mencoreng Pariwisata Yogyakarta

"Pertama, semua kelompok komunitas sudah berjanji untuk tidak lagi memperlakukan penumpang sebagai orang yang harus wajib beli di toko oleh-oleh tertentu. Berdasarkan laporan yg sering dilaporkan adalah bentor (becak mesin), dan sangat jarang becak engkol," ungkap dia.

Menurut dia Pemkot Yogyakarta telah melakukan pemanggilan dan telah memberi sanksi kepada oknum tukang becak. Jika,masih melakukan praktik-praktik merugikan wisatawan, maka akan dikeluarkan dari wilayah Malioboro.

"Kemarin sudah dipanggil, dan diberi sanksi tegas, jika masih kedapatan melakukan praktek merugikan seperti itu, yang bersangkutan akan dikeluarkan dari kawasan Malioboro, bahkan untuk selamanya tidak boleh beroperasi di wilayah Kota Yogyakarta," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Penangkapan 2 Pembunuh Karyawati Toko di Polokarto, Sukoharjo

Kronologi Penangkapan 2 Pembunuh Karyawati Toko di Polokarto, Sukoharjo

Yogyakarta
Dorong Hak Angket Usai Putusan MK, Pakar Hukum UGM: Yang Merusak Demokrasi Harus Bertanggungjawab

Dorong Hak Angket Usai Putusan MK, Pakar Hukum UGM: Yang Merusak Demokrasi Harus Bertanggungjawab

Yogyakarta
Ketum PP Muhammadiyah Menghargai Sikap Kenegarawanan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal Putusan MK

Ketum PP Muhammadiyah Menghargai Sikap Kenegarawanan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal Putusan MK

Yogyakarta
Singgih Raharjo Terancam Gagal Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui Golkar

Singgih Raharjo Terancam Gagal Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui Golkar

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Yogyakarta
Pelaku UMKM Wajib Urus Sertifikasi Halal Sebelum 18 Oktober, Sanksi Tunggu Regulasi

Pelaku UMKM Wajib Urus Sertifikasi Halal Sebelum 18 Oktober, Sanksi Tunggu Regulasi

Yogyakarta
Kecelakaan Bus Wisatawan di Bantul, Uji KIR Mati Sejak 2020

Kecelakaan Bus Wisatawan di Bantul, Uji KIR Mati Sejak 2020

Yogyakarta
Nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta Diklaim Turunkan Kasus DBD 77 Persen

Nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta Diklaim Turunkan Kasus DBD 77 Persen

Yogyakarta
Gempa Pacitan Dirasakan Warga Gunungkidul dan Bantul

Gempa Pacitan Dirasakan Warga Gunungkidul dan Bantul

Yogyakarta
9 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Kota Yogyakarta, Ini Imbauan Dinkes

9 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Kota Yogyakarta, Ini Imbauan Dinkes

Yogyakarta
Nekat Lewati Jalur Jip Lava Tour Merapi, Mobil Wisatawan Terjebak Satu Jam di Kali Kuning

Nekat Lewati Jalur Jip Lava Tour Merapi, Mobil Wisatawan Terjebak Satu Jam di Kali Kuning

Yogyakarta
Pilkada Yogyakarta, Pj Wali Kota Singgih Raharjo Ambil Formulir Penjaringan Bakal Calon Partai Golkar

Pilkada Yogyakarta, Pj Wali Kota Singgih Raharjo Ambil Formulir Penjaringan Bakal Calon Partai Golkar

Yogyakarta
DPD Golkar Gunungkidul Buka Pendaftaran Pilkada 2024, Siapa Saja yang Sudah Mendaftar?

DPD Golkar Gunungkidul Buka Pendaftaran Pilkada 2024, Siapa Saja yang Sudah Mendaftar?

Yogyakarta
Cerita Warga Sleman Yogyakarta soal Penyebaran Nyamuk Wolbachia, Kasus DBD Turun dan Tidak Merasakan Dampak Negatif

Cerita Warga Sleman Yogyakarta soal Penyebaran Nyamuk Wolbachia, Kasus DBD Turun dan Tidak Merasakan Dampak Negatif

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com