YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah emak-emak menggelar demonstrasi di Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta.
Emak-emak itu berunjuk rasa karena mengeluh mahalnya harga sembako, terutama minyak goreng di Indonesia. Mereka menghelat aksi tidak hanya menggunakan poster, tetapi juga membawa alat-alat masak.
Demonstrasi ini diinisiasi oleh Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI), dan diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat salah satunya emak-emak.
Baca juga: Jeritan Emak-emak hingga Pedagang Warteg Saat Harga Minyak Goreng Melejit...
Pantauan Kompas.com, para emak datang dengan membawa alat-alat dapur seperti penggorengan, spatula, dan juga panci.
Salah satu perwakilan, Nur Aisyiah menyampaikan dalam orasinya, naiknya harga kebutuhan pokok seperti minyak goreng, telur, kedelai menyebabkan ibu rumah tangga pusing dalam membelanjakan uang bulanannya.
"Emak-emak menjerit pusing 7 keliling ngecake duit pie carane (membagi uang bagaimana caranya)," ujarnya, Jumat (25/3/2022).
Dia menambahkan, saat minyak goreng sulit didapat membuat banyak antrean dan dampaknya dirasakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Ia menyebut pelaku UMKM di Yogyakarta didominasi ibu-ibu.
"Pengusaha UMKM banyak emak-emak berjuang mendapatkannya, kalau terpaksa gak dapat pergi ke toko dengan harga super mahal Rp 25.000," kata dia.
Mereka menuntut pemerintah agar segera menurunkan harga kebutuhan pokok. Tak hanya itu. Mereka juga mendesak legislatif tidak tinggal diam.
Baca juga: Pengamat Sebut Megawati Blunder Besar Komentari Emak-emak yang Mengantre Minyak Goreng
"Wakil rakyat mana empati kalian rakyat berjuang sendiri. Awasi pemerintah, mereka tidak becus mengelola negara," ucap dia.
Sementara itu, Presidium FUI Syukri Fadholi menambahkan aksi kali ini sekaligus untuk menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilu.
Menurutnya jika dua hal itu terwujud, jelas menyimpang dari cita-cita proklamasi kemerdekaan dan ideologi negara.
"Kebijakan perpanjangan jabatan presiden dan menunda pemilu adalah bentuk malar dari konstitusional. Maka dari itu rakyat, khususnya umat Islam harus berani menolak," katanya.
Baca juga: HET Minyak Goreng Kemasan Dicabut, PKS: Emak-emak Tercekik
Pihaknya menilai dengan kondisi saat ini yang dirasa menyengsarakan rakyat, FUI menilai tak perlu lagi kompromi melanggengkan era pemerintahan saat ini.
Aksi ini juga menyampaikan keresahan lain, seperti mafia minyak goreng diberantas, menangkap Pendeta Syaifuddin yang meminta menghapus 300 ayat Al Quran, menghentikan persekusi kepada masyarakat, dan juga BPJS sebagai syarat pelayanan publik.
"Aksi ini adalah yang pertama dan akan terus kami lakukan selama pemerintah tidak taat," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.